13 November 2009

ENEMY OF THE STATE

Catatan ini bukan membahas tentang kasus2 tak berkesudahan yang sedang hangat2nya di berbagai media dalam beberapa hari terakhir, yang sudah mulai membuat jenuh dan sedikit lagi bikin bosan. Ini hanya tentang sebuah film di tv swasta semalam, yang acara menontonnya seringkali diinterupsi oleh aktivitas bolak balik kamar mandi ec. kebanyakan mengkonsumsi kacang dan minuman berkarbonasi (yeah… that is it..!)

Jika nama Will Smith bisa jadi jaminan, maka itulah yang terjadi. Saking betahnya, sampai2 tak sekalipun diriku pindah channel, khawatir I’ll miss it. Maka ku telan saja bulat2 segenap iklan yang hanya boleh tayang di pukul 21.30 – 05.00 itu, yang semakin hari semakin kreatif saja (tentu saja… biaya iklannya saja milyaran…!!)

Back to the film, jika dalam minggu2 ini kita disuguhi rekaman penyadapan via jalur telepon, maka itu tidak ada apa2nya jika dibanding di film ini, disadapnya dimana saja (seluruh batang kale), kapan saja dan via apa saja. Dengan pencitraan satelit, lengkap dgn titik ordinat, ketinggian dan elevasinya, kenapa ndak sekalian dgn tensi nadi suhu pernapasannya ya? But yah… inilah film Hollywood, meski sempat terbayang2 seandainya ini hal nyata, terjadi di negara kita, maka sungguh tragis nasib orang yang akan jadi target.

Atau, mungkin saja hal itu tengah terjadi sekarang, who knows? Barangkali memang belum secanggih itu, maklum segala piranti itu pasti bukan barang murah (berapa ya harga-nya camera pen?), meski segenap reality show yang bertemakan sadap menyadap dan rekam merekam sekarang semakin menjamur saja di setiap stasiun tv. (*sdh bisa jadi oncom…. Yyyeeeekz…!!)

Clue-nya mengapa catatan ini bisa tersurat, sebab salah satu jagoan di film itu memiliki karakteristik wajah mirip si mr.A, jg penampakan dan perawakannya. Dan inti dari berbagai masalah di film itu adalah seorang politisi (hmmm…..) yang melenyapkan salah seorang pendukung RUU …. yang rupanya jika UU tersebut jadi diundangkan maka si politisi akan menjadi orang yang paling tidak diuntungkan.

Hmm…. Mungkin benang merahnya sudah mulai mengintip sedikit :-p

Rekayasa dan rekayasa. Yah, mungkin sutradara dan aktor dari panggung itu belajar dari film2 Hollywood, namun yang pasti bukan dari sinema Bollywood. Media yang diberi kebebasan memang memberi kita begitu banyak muntahan informasi yang jika diseriusi niscaya bakal membuat kita jadi gerah sendiri (baca : kepanasan ec.mati lampu), sebab tak seperti di film2 yang mayoritas memberi peluang bagi yang benar untuk menjadi pahlawan, dan yang salah akan menjadi pecundang, but di panggung dunia nyata ini, yang namanya benar-salah masih belum bisa diterawang …

Yeah… begitulah…

Mari kita menjalani saja hidup ini, biarkan bergulir selama kita masih di jalur yang tepat, dan menyongsong badai matahari di tahun 2012….

Bismillahir Rahmanir Rahim ….

KW @ Friday the 13th

03 Oktober 2009

G30S

Bumi kembali menggeliat. Gerakannya tidak seanggun penari, membuat segala yang di atasnya luluh lantak. Membuat hati menjadi miris, membuat aktivitas bertambah dengan mengamati satu breaking news ke breaking news lain, di sela2 ‘tugas besar’-ku, yang hingga kini baru menghampiri “80 ke 81”…

Hari naas itu, G30S (Gempa 30 September), belum lama dari gempa yang sempat teralami saat Ramadhan lalu, pasti tak pernah terbayangkan oleh mereka, oleh ratusan tubuh tak bernyawa yang entah kapan terketemukan, oleh mereka yang selamat meski yang berada tepat di sebelah mereka tidak, oleh ribuan kerabat yang mungkin melepas mereka untuk beraktifitas seperti biasa, oleh orang2 di segenap penjuru nagari, oleh segala bentuk kehidupan yang ada di muka bumi… juga oleh segenap stasiun tv yang terpaksa menggeser beberapa program andalan yang telah dijadwalkan, oleh segenap jurnalis yang dengan segera menuju ke ranah Minang, memberi kabar bagi para pemirsa yang ingin tahu meski tampang lelah dan suara serak mereka yang menghias layar kaca. (sepertinya ini terlalu hiperbola, maksudnya hanya pada 2 stasiun tivi, yg sayangnya masing2 berlomba berucap tentang siapa yang pertama tiba di suatu lokasi..pfff….)

Menatap televisi di hari-hari terakhir ini, seperti menatap sebuah diorama. Seperti melihat kembali film2 sejenis “Independence Day”, “Volcano”, “Dante’s Peak”, “Armageddon”, dan semacamnya. Namun bedanya, adegan disana adalah buatan manusia, jika salah gambarnya bisa di “re-take”, memberi kesempatan para pemerannya untuk berlatih, hingga yang sampai pada kita penonton adalah gambar2 yang cantik, yang dramatis, yang mengundang decak kagum, tidak seperti gambar2 di televisi kita yang terutama yang pada saat2 awal diambil oleh amatir dengan kamera seadanya, memicu vertigo karena diambil secara berpindah2.

Gambar gedung yang tak berbentuk seperti habis dilewati oleh Godzilla. Tanah longsor yang menjelma jadi makam menimbun apa saja itu bagaikan tanah yang baru habis diuruk, pohon2 yang tercerabut paksa mengingatkan pada belasan tahun lalu saat melalui pedalaman Mamuju dan daerah transmigrasi yang sekarang sudah menjadi kota. Tak ada listrik, air, energi, makanan, komunikasi, bahkan mungkin uang yang ada tidak lagi bisa dipakai sebagai alat penukar, sebab mau ditukar dengan apa??? Kembali ke zaman baheula. Maka siapa yang peduli jika tak bisa menemukan kedai kopi andalan, maupun sabun tertentu yang hanya dijual di outlet khusus..?? Siapa yang berani bilang bahwasanya server yang ngadat atau berdesak2 dlm kendaraan yang sumpek dan bau adalah tidak lebih baik? Maka siapakah kita, yang masih berani mengeluhkan hal kecil yang kita alami, jika dibanding saudara2 kita di seberang sana?

Kiamat kecil sedang melanda Sumatera, naudzubillah …

Sepertinya ini salah satu cara mengurangi populasi, juga satu cara untuk mengetuk kepedulian kita, untuk membuat kita mawas diri dan lebih mengingat, bahwa kita tak tahu apapun tentang apa yang akan terjadi … sungguh terharu melihat seorang ibu yang berkisah tentang anaknya yang sempat keluar dari kelas bimbingannya untuk mencium tangan bundanya lalu masuk kembali ke dalam kelas yang telah mengantarkan nyawanya kembali ke Sang Khalik. Siapa yang menyangka ibu itu bakal menemukan anaknya kembali di dalam kantung mayat? Namun nyawa memang bukan urusan manusia. Siapa yang bisa mengira umur manusia, yang bisa bertahan sampai berjam2 terkurung, terhimpit, kekurangan udara dan air? Subhanallah….

Barangkali selanjutnya mereka akan senantiasa enggan memasuki ruang tertutup, gedung tinggi, pusat perbelanjaan, berkantor, bersekolah, beraktivitas, bahkan menutup mata. Bagi yang mengalaminya sendiri bukan tak mungkin akan selalu mengalami mimpi buruk sepanjang usianya, terngiang2 akan gemuruh bangunan, tanah, pohon,dan apa saja yang tiba2 saja runtuh, hilang dalam beberapa kejapan mata…

Di saat orang lain sedang bersenda gurau, tertawa ria, atau sedang melakukan sebuah gladi bersih untuk berumah di gedung hijau kura2 itu… di saat lelaki mungil itu tengah siap2 untuk lengser, namun harus menghadapi dulu pekerjaan rumahnya.. di saat pemimpin negeri ini baru saja hendak menjalani masa kepemimpinannya yang kedua..

Mungkin sekarang giliran Sumatera, entah esok giliran siapa dan dimana. … bisa saja giliran kita, yang sedang tertidur, sedang tidak mengingat, sedang berhura-hura, sedang menunda kewajiban, sedang tidak menjalankan amanah,sedang tak menepati janji, or whatever …

Segalanya akan berpulang kembali padaMu ya Allah…
Engkaulah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, berikanlah tempat yang layak bagi mereka yang mati terhimpit dan tertimbun, berilah ketabahan bagi mereka yang mengalami luka di jasmani pun rohaninya, berilah kesabaran bagi orang2 yang ditinggalkan, berilah keikhlasan atas kehilangan sanak saudara, kerabat, dan kerugian harta benda yang terjadi …

Limpahkan rahmat-Mu pada kami yang hanya menonton ini, agar kami dapat lebih senantiasa mengingat-Mu, senantiasa mengingat bahwa sebegitu kecil kami dibanding Engkau, begitu tak ada apa2nya kami dibanding segala kuasa-Mu..

(Diiring soundtrack alunan musik khas tanah gadang yang mendayu dan menyayat hati, dan hujan beserta petir di luar sana yang lumayan seram tuk dilalui seorang diri, maka dimana aku kan berlindung jika hujan petir ini menjelma jadi sejuta topan badai? )

Bismillahir Rahmanir Rahim…

homealone@bojonggede, ”a little traumatic days before execution”

Eksekusi :
1kb. 1 pelaksanaan. 2 Law : menghukum mati, pelaksanaan hukum mati. 3 pembuatan . 4 penandatanganan, pengesahan / pengabsahan dengan penandatanganan.
2pelaksanaan

execute /"EksIkju;t/
•v.
1 carry out or put into effect (a plan, order, etc.).  perform (an activity or manoeuvre).  Law make (a legal instrument) valid by signing or sealing it.  Law carry out (a judicial sentence, the terms of a will, or other order).  Computing run (a file or program).
2 carry out a sentence of death on (a condemned person).
– DERIVATIVES executable adj. (Computing). execution n.
– ORIGIN ME: from OFr. executer, from med. L. executare, from L. exsequi ‘follow up, carry out, punish’.

trauma /"trO;m@, "traUm@/
•n. (pl. traumas or traumata /-m@t@/)
1 a deeply distressing experience.
2 Medicine physical injury.
3 emotional shock following a stressful event.
– DERIVATIVES traumatic adj. traumatically adv. traumatization (also traumatisation) n. traumatize (also traumatise) v.
– ORIGIN C17: from Gk, lit. ‘wound’.

23 September 2009

May I ...???


Membaca judul ini, bukan maksud untuk meragukan diri sendiri, juga bukan maksud tuk memompa semangat yang kadang naik kadang turun bagai wahana tornado di Dufan (yang sepertinya belum ada di Trans Studio Makassar hehe…), namun lebih kepada sedikit menurunkan ambang ‘kepuasan’ agar aku bisa sedikit lebih menghargai apa yang telah kukerjakan (sepertinya, hukum all or none dalam kuliah “kontraksi otot rangka”, nun jauh bertahun2 lampau…), dengan tidak lagi2 mengubah apa yang telah ada dan kembali mencari apa yang belum ada, yang oleh tuan Google dan mas Wiki dengan sepenuh hati dimuntahkankannya begitu saja…

Padahal, belum tentu yang kuanggap penting dan harus ada itu juga dianggap sama oleh dua orang yang sepertinya his / her email is the most important thing saat ini… penting sebab masih juga belum kukirimi draft, sebab selalu dan senantiasa masih saja ku menganggap bahwa ini belum cukup. Sepertinya diriku harus menurunkan target, bahwa tidak semuanya yang ku ketahui harus kutuliskan, harus masuk dan memenuh2kan sebuah karya yang bernama TESIS. Karena yang namanya the time is passes by…. Dan waktu yang menjadi batas akhir kian dekat, saking dekatnya sampai2 harus diusir2 menjauh atau … haha… apa harus diancam ? (habis nonton “Doa yang Mengancam yang diperankan dengan cukup fenomenal oleh Aming sih…)

Dan mungkin, karena tidak semuanya harus dimasukkan di dalamnya, sepertinya diriku harus sedikit memohon maaf pada mereka yang telah memesan ingin memiliki tesisku jauh hari sebelum ia jadi. Sungguh2 aku merasa demikian tersanjung, meski tendensi untuk ingin memilikinya itu apa, masih belum jelas (tertarik pada judulnya, mau melihat formatnya, atau mau mengoleksinya saja hehe…), but guys, karena amatlah jarang ada tesis yang bisa dijadikan bacaan tuk pengantar tidur, maka jangan heran jika nanti ia juga akan menyerupai saudara2 setesisnya yang lain, … rada membosankan tentunya. Sebab sudah kodratnya ia demikian … kalau tidak bikin boring, maka lebih baik kita membaca buku Dan Brown yang terbaru saja… yang sudah beberapa minggu terpampang di etalase toko buku, melambai2kan dirinya tuk dimasukkan di shopping bag… but, monsori dori mori ya…. I have no time to touch you this time….

Ppfff…..

Selesai sudah rehatnya, mari kita ..lanjutkan…!!

(hal. 49, wait for me I’m coming…)

09 September 2009

09-09-09

Judul di atas adalah tanggal hari ini, semua orang pasti tahu. Suatu tanggal unik, mudah dihapalkan,”tanggal hoki” sehingga menurut seorang teman, ada banyak yang minta di-SC hari ini, tepat di pukul 09.00 pula (dr. Alam, trims infonya hehe..). Dan sepertinya hampir bisa dipastikan ada banyak juga yang akan melangsungkan pernikahan di hari ini, agar kelak akan bisa dengan mudah diingat (oleh orang lain tentu saja… masa sih yang bersangkutan bakal lupa ?). dan bagi yang berulang tahun di hari ini, tentu saja dengan iming2 tahun yang sama dengan tanggal dan bulan, so pasti tahun ini akan terasa lebih daripada tahun2 kemarin ( selamat ulang tahun pak SBY… selamat ulang tahun pak, semoga 6 S : sehat selalu, sukses selalu, sejahtera senantiasa ---- “dan membuat kita rakyat juga bisa lebih sejahtera aminnn…..”)

Sepuluh tahun lalu, 09-09-99, sempat beredar isyu bahwa akan terjadi suatu bencana yang dahsyat yang sempat juga membuat sedikit kepanikan bagi orang2 yang percaya, dan seingat saya di hari itu adalah hari wisuda di UNHAS ya? (tolong beritahu kalau salah..). 2 hari setelahnya yang terjadi adalah gedung WTC berkalang tanah.. (once more, tolong beritahu bila salah, sebab memoriku sepertinya sedang rada crowded..)
Berbicara tentang tanggal, jika bertanya tentang film apa yang paling banyak menulis tanggal, yaitu KNOWING-nya Nicholas Cage (sudah pada nonton kan…?), yang dalam resensi film buatanku pribadi yang baru kali ini dipublikasikan (???) adalah membahas tentang tanggal melulu, dan andai kita TAHU apa yang terjadi di tanggal2 tersebut…. Hhmmm.. tapi sekali lagi, mengulang catatan saya yang terdahulu bahwa setelah menonton film ini saya mengaku bahwa kadar keimananku jadi sedikit bertambah…

Tanggal.. bulan… tahun… abad…

Pekan … hari … jam … detik…

Semua berkisar soal waktu. Waktu yang jika melaluinya sembari menunggu serasa lama, waktu yang jika sedang mepet serasa terlalu cepat berlalu, padahal waktu akan tetap begitu2 saja, setahun ada 12 bulan, sepekan ada 7 hari, sehari ada 24 jam, sejam ada 60 menit, semenit ada 60 detik. (jangan protes kenapa tak ada sebulan ada berapa apa.. suka2 yang nulis hehe…).

Jika kita sedang tak melakukan apapun, rasanya seperti sedang membuang waktu. Jika yang mau dikerjakan banyak, rasanya seperti dikejar waktu, sampai bisa benar2 ngos2an (ayuh… yang sudah sampai dyspnoe grade X unjuk tangaan….). sampai ada yang pernah berkelakar, andai waktu bisa ditabung, atau bisa disedekahkan…. Hehe… but setiap orang sudah punya jatahnya masing2…

Fhfhfhfh…

(akankah 10-10-09 jadi tanggal yang berarti bagiku…? Jiiaaaahhh….. makanya ayuh.. hush..hush… berenti tuh nge-blog, just do your homework..!!)

“… I just want you to visit www.nanimeck.blogspot.com”

Coming next….
Waktu, kesempatan, umur…
(seorang pengamen bernyanyi depan rumah : “andai ku tahu.. kapan tiba masaku… ku akan memohon… Tuhan tolong panjangkan umurku….)
Hmm.. soundtrack-nya pas nih. (jadi terharu… hikz…!!)
Ramadhan sudah hampir habis… padahal rasanya belum berbuat apa2 yang bermanfaat, just spending for hal2 duniawi…

Coming next ….
(running text di salah satu stasiun TV menulis bahwa telah terjadi gempa di Toli2….)
Again..? Dalam seminggu terakhir sepertinya alam bawah laut negara ini sedang hiperaktif, terbatuk2 dimana2 ..

08 September 2009

Problem Solving ...

Seorang teman pernah berkata padaku : “Jangan pernah melihat seberapa besar masalah yang dihadapi tapi lihat bagaimana cara kita menghadapi masalah tersebut”, yang dikutipnya dari Mario Teguh Golden Ways, yang, beberapa teman baru saja menjadi penggemarnya, beberapa yang lain bertanya :’siapa itu?’ atau ‘acara apa itu?’, yang dengan senang hati kujawab MetroTV setiap minggu pukul 19.00 WIB..

(harusnya saya dapat reward nih dari MTGW nih…)

Dan melihat dari betapa banyak dan besarnya masalah yang ku miliki (menurutku), tentu kalimat itu begitu ‘’Tuing…” langsung menyentuh sasaran…
(tp masalahnya, bagaimana caranya masalah itu teratasi jika ada yang namanya “deadline” yang senantiasa membayang? Satu kata yang bisa memompa semangat atau justru semakin menghancurkannya….)

Fhfhfh…. (ayo, semangat Non!)

Jika mengacu pada teori Problem Solving, dimana ada rule yang secara runut mesti dilalui, sebetulnya masalahku kini bukannya tak bisa teratasi. Hanya semangatnya yang kurang, atau sudah jenuh melihat inti permasalahan yang berputar2 disitu saja, jalan keluarnya sudah jelas ada namun jalur menuju kesananya yang dengan angkuhnya memasang tanda “there’s no way out”. Nah lho… (sudah mulai gak fokus lagi nih nulisnya… apa diagnosanya astigmat atau visusnya yang harus dikoreksi ya?)

Itu tentang teori. Dalam prakteknya, cara terbaik (yang telah kulakukan beberapa hari ini hehe) adalah mencari teman senasib, atau kalau bisa, yang nasibnya lebih buruk (sebab dengan begitu maka kita akan merasa lebih baik. - ajaran sesat nih, jangan lakukan adegan ini). Nanti setelah semangat kita terstimuli oleh rasa ‘bangga yang kamuflase belaka’ maka barulah kita beranjak untuk bersemangat..
(ppsstt.. makanya jangan heran bagi kawan2 setesis atau senasib bersekolah yang akhir2 ini kutanya, protokol ini telah kulakukan dalam beberapa jam terakhir, demi untuk merasa bahwa saya lebih “rajin”. hehe.. ayuh yang sempat ku sms / telpon ngaku….

Namun kembali ke MTGW, yang mengangkat kisah tentang singa yang mengepalai segerombolan domba dan domba yang jadi pemimpin sekerumunan singa - inti masalahnya adalah, mau jadi yang termalas diantara yang rajin, atau yang terajin diantara orang malas? But, once again… jangan lakukan adegan ini)
Satu lagi, jika kita menganggap topik dari permasalahan kita adalah sangat berat, coba lihat keluar, ayo keluar dari kepompongmu …. Masalah orang lain tidak kalah besar daripada punya kita, bahkan mungkin jika dibandingkan mereka masalah kita tidak ada apa2nya, hanya segelintir debu di padang pasir, hanya setetes air di lautan, hanya seujung kuku doang …! Maka pasti deh, dengan begitu, kita akan bisa menjadi jauh lebih bersemangat.

Jadi, siapapun kita, apapun permasalahan kita, setiap orang manusia akan memiliki masalah yang harus diselesaikannya agar mendapat predikat sebagai manusia. Jika masalahnya selesai dengan baik, mungkin ia manusia yang sempurna, jika masalahnya selesai dengan gemilang mungkin ia adalah manusia yang super.jika masalahnya selesai dengan pas2an, mungkin ia adalah manusia biasa. Jika masalahnya selesai dengan berantakan, mungkin ia adalah manusia yang bodoh. Jika ia melarikan diri dari masalahnya, mungkin ia bukanlah manusia hehe…

(om Mario, mohon maaf, sepertinya untuk menjadi manusia yang super masihlah lumayan jauh dari jalurku ini, namun tokh hidup masih harus bergulir, mana tahu di depan sana ada jurusan untuk menuju ke persuperan manusia … amin…)

Dan sepertinya kita tetap harus menyelesaikan masalah, melalui setiap prosesnya, sebab sampai atau tidaknya kita ke tujuan adalah persoalan lain…

Kita…????!!! Lo aja kaleee…..

(jelang 30 hari sebelum deadline-ku, dengan menyisakan lebih dari 5 masalah yang harus tuntas.. tas..tas..!)

17 Agustus 2009

Ketika negeriku semakin tua…

(… Catatan ini kutulis untuk negeriku tercinta, sebab daku hanya bisa menulis (dulu saja) bagimu, semoga kelak bukan jadi No Action Talk Only, dan dedicated to all of my facebook-friends who born at August, yg ternyata hampir memenuhi list of my Social Calender this month…happy birthday for you all ,,, )

64 tahun sudah…jika negara ini adalah seseorang, maka tentunya dia sudah lumayan senja meski belum pantas disebut sepuh, dan kita adalah berpredikat sebagai cucu, mungkin anak, tapi sepertinya bukanlah sebaya. Jika negeri ini adalah seorang kakek/nenek, atau opa/oma, atau apalah namanya, sebagai cucu, sepantasnya kita menaruh hormat pada beliau. Pun jika ia adalah bertaraf ayah/ibu, papa/mama, papi/mami, ambo’/indo’, babe/nyak or whatever the name is, sebagai anak, maka penghormatan pun tentu saja masih merupakan haknya.

Semarak hawa perayaannya yang menyeruak di segala penjuru, di perkantoran, di senayan (hmm… berapa meter kain merah putih yang dipakai tuk membungkus seluruh pagar “rumah para wakil rakyat yang terhormat” ini ya..), di gang, di pos ronda, di pasar tradisional pun di pusat perbelanjaan, di jalan raya, (kalau di Makassar dulu pernah ada aturan bahwasanya setiap mobil harus pake bendera kecil yang melambai2 di kaca spion / anywhere, apa sekarang masih demikiankah?), dan menyelusup dalam berbagai perlombaan, yang diikuti oleh segenap khalayak mulai dari batita sampai manula…

64 tahun sudah status merdeka itu ada dalam genggaman. Dahulu kala, pilihannya mungkin hanya dua : Merdeka atau Mati. Dan meskipun “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” (apakah tulisan kutipan ini perlu diberi footnote …?? Halah… yg lagi sibuk berurusan dgn footnote.. wkkkk…) namun tak disangsikan lagi bahwa penjajahan memang masih ada di muka bumi, meski dengan modus ‘terselubung’ sebab dijaga oleh para peri…

(hwa… makin gak mudheng ini…..)

Tapi kata siapa kita belum merdeka, tokh sekarang ini dgn segenap kebebasan kita bisa menulis, berbicara, berlaku sepuasnya, meski kadang ada yang bablas menerobos saja apa yang dinamakan norma dan etika berperilaku, bahkan dengan saena’e dhewe for breaking the rule, hanya takut pada sanksi semata, atau klo ada yg berkenaan tuk negur… itu juga klo si aparatnya berani negor…

(plis deh… klo ada tanda Dilarang Merokok, jgn merokok ya… kasian donk ama manusia lain di sekitar…. But the Best is : mau ada larangan or not, pikirkanlah orang2 lain di sekeliling… teteup dah…)

Back to the main issue ---> (merdeka atau mati)

Apabila kita sebagai cucu / anak yang baik, maka pantas sajakah tuk menghujat, mencaci maki, negara yang sudah tua ini, karena tidak memberi kita apa yang kita inginkan? Maka terselip dimana dahulu kata2 “jangan tanya apa yang diberikan negara untukmu, tapi tanya apa yang telah kau beri tuk negaramu” (lupa siapa yang punya kalimat) ? Tersembunyi dimana semangat kepahlawanan orang2 yang telah mendahului kita (hening cipta… dimulai hihi…) jika yang kita bisa lakukan kini hanya mencerca, menghina dina, segala kebobrokan yang ada, dengan justru menambah hal yang tidak benar itu dengan ketidakbenaran yang baru ?

Come on, be realistic lah…

Jika kita senantiasa menuntut hak dulu baru kewajiban, maka yang bernama lingkaran kesetimbangan alam itu akan senantiasa berputar mundur ke belakang. Jika yang bisa kita bilang hanya berkata “hal itu tidak benar” tanpa memberi solusi yang benar itu apa, atau bagaimana .. pfpfpf….

Para abdi negara, yang melakukan pekerjaan sebagai suatu keharusan, bukannya keinginan, (ppsst… tokh rajin or not… bakal terima gaji juga….. but saya yakin kok, yang ada di friendlistku tak demikian…), maka dimana lagi kalimat “kerja adalah cinta, yang ngejawantah” (siapa itu…> Gibran ya_)..???

Orang2 sakit, yang menginginkan pengobatan gratis, hem… wahai…… , Apa yang mereka lakukan untuk menjaga diri agar tidak sakit? Menciptakan pola dalam alam bawah sadar mereka bahwa “tak apa jika saya sakit sebab berobatnya bisa gratis”
Orang2 bersekolah, yang ingin pendidikan gratis, wahai …. Apa yang mereka lakukan agar para guru tak mesti bersusah payah untuk mencerdaskan mereka? Apakah mereka belajar? Hwa… just segelintir…

Dllsb … masih banyak kok yang bisa kita lakukan, selain hanya menggerutui negara ini, men’tidak-syukuri segala nikmat ini sebab kita tinggal di Indonesia dan menjadi bagian dari Indonesia Tanah Air Beta tercinta ini … (for my International friend, so sorry for your inconvenience hihi..). ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Fhfhfh….. kok jadi emosi nih… cukup mengeluarkan energi juga nih, jadi hipoglikemi….
Sudah ah… capek… ngedumel sendiri nih…
Last but not least, mumpung semangat heroik-nya masih membara, hanya mau berkata, bahwasanya apapun yang diberikan negara kepadamu, maka terimalah yang merupakan hakmu ATAU apapun yang kau ambil dari negaramu (beda kan ya?) ---- simpankan orang lain downk.. (hihi)

Rehatnya usai… mari kita menyanyikan sebuah lagu, yang senantiasa jadi pengiring siaran semut di kala stasiun televisi dahulu cuma satu …
PADAMU NEGERI… KAMI BERJANJI
PADAMU NEGERI… KAMI BERBAKTI
PADAMU NEGERI… KAMI MENGABDI
BAGIMU NEGERI… JIWA RAGA … KAMI ….
MERDEKA…….!!!!!
(maka mari kita mengerjakan tesis kembali … hikz..hikz…)

05 Mei 2009

Jelang halaman 15… wait for me bab II… I’m coming…!!!

Ayo.. semangat….!!! Sebab yang ku miliki ini beda dengan orang lain, yang harus membahas sesuatu yang njelimet dan membosankan.. hihihi… (bukannya terbalik?)

Betapa ingin sebenarnya yang kutulis ini bukan tesis, tidak terpaut pada aturan norma dan formalitas baku tata cara penulisan ilmiah yang baik dan benar, sebab bisa kubayangkan akan bagaimana membosankan tulisan ini kelak. Coba kalau ingin dipikir… siapa yang mau dengan sungguh2 membaca tulisan ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, jika tidak ada maksud dan tujuannya yang tertentu? Buat pengantar tidur saja hard covernya terlalu berat, kecuali klo mau dibikin bantal.

Apakah itu ingin melihat contoh atau cara penulisan, melihat daftar pustaka atau kalau perlu mencaploknya begitu saja, copy paste, seakan2 meneliti padahal yang diteliti adalah hasil penelitian orang lain, yang barangkali mengambilnya atau menyadurnya juga dari hasil buah pikir orang lain. Maka tulisan ini akan sampai di generasi keberapa? Second hand, third hand? Or eleventh hand?

Kata beliau si mr.HS… tulislah sesukamu, nanti baru dibereskan

(hikz.. ku terharu…)

Tapi pak, bagaimana mungkin aku menulis sesukaku, jika tetap saja yang namanya kriteria itu ada, membayangi, mencengkeram ku diam2 dari balik selubungnya yang seakan kuanggap tidak ada namun kutahu itu tak mungkin sirna begitu saja? (walah… pak.. kalo soal menulis kaya gini berikanlah padaku, tapi jangan beri aku azas, norma, dan apa saja itu yang memualkan dan membuat peristaltik di ususku kian menjadi2…)

Hahaha.. diriku terkena nervous breakdown et causa terkontaminasi dengan penyakit hukum. Pak, hatur nuhun, nuhun sewu, today aku mau berleha2 dulu yak.. yah.. semisal ke BEC cari2 CD … mmm… super Mario bros barangkali? Or … the school tycoon perhaps?

Wauw.. hari yang indah untuk terbunuh sepi.. itu kolaborasi peter pan n slank, sepertinya bagus tuk mengiringi hari. Btw pak… amit2… deadline itu mbikin jadi tegang neh… maka mari kita berpura2 tidak ada deadline.. okay? Deal? Maka plis let me ijinkan aku mau menikmati ini hari… bab II ntar besok ya.. aku berjanji demi .. apa ya.. demi kartu flazz-ku yang sekarang lagi sedikit memprihatinkan isinya hehe… I promise that I’ll give you my props this weekend, lengkap 3 bab, dengan 2 versi. Gimana..?

(am I still your favourite, the special one in the class? – kata siapa???!!! )

26 April 2009

shopaholic goes to bookstore

Kemaren sekeluarnya diriku dari toilet BIP, setelah membayar ku disodori tiket yang dengan segera saja hendak ku buang tapi oleh petugasnya katanya bisa buat undian jadi meski sudah lecek dimasukin juga di kantong. Hari ini, sempat kulihat juga tuh tiket, deuh… klo yang namanya undian segeralahhh…

Ternyata disitu tertulis “nomor pemenang akan diumumkan setiap akhir periode promo”. Dan kapankah masa berlaku promo ityu..??? s/d 31 Maret 2010 saudara….

Hwa… siapa yang mau nyimpan potongan karcis toilet setaon ? gak lahhh… selamat masuk di t4 sampah…

Masih mending karcis travel langgananku yang diundi per bulan, masih bolehlah disimpan, tapi itu juga sudah entah dimana ya..

(kalau soal kata undian tidak juga mau ketinggalan …)

Tapi begitulah salah satu cara promosi, yang di mal yang mungkin usianya paling tua di Bandung ini (15 tahun gt lohh) sedang marak, diantaranya belanja senilai sekian bisa dapat sarapan gratis meski itu hanya sampai jam 10.00 doang (siapa juga yg mo ngemal pagi2….), atau di salon deket rumah yg ngumpulin 5 struk bisa dapat gratis creambath… atau di satu department store yang belanja 150rb dpt voucher 50 rb…

Padahal meski terasa oleh konsumen menguntungkan, namun sesungguhkan justru kadang kita bela2in mencukupkan jumlah nilai prasyarat hanya dengan membeli hal2 yang tak perlu… (nah itu mah gw bangettt…) demi agar bisa dapat voucher. Nah setelah vouchernya dapat, harus dibelanjakan saat itu juga, untung klo kita sedang ingin membeli sesuatu, gmn klo hasrat belanjanya sudah terpuaskan??

Taela…. Pintar banget nulisnya… secara diriku td iseng2 bermaksud tuk lewat only di Merdeka tapi mataku lirak lirik tulisan KUMAt (buku hemat) yang dikerubuti orang2 maka kakiku tak bisa surut melangkah kesana juga, jumpa buku 5 buah yang memang murah sih, rata2 juga 15 rb.. maka segeralah si kartu plastik unjuk kebolehan… pff… padahal tadi kan kesininya hanya niat mo cari makannn…!!! Ya sudahlah, itung2 investasi… kapan2 juga bisa dibaca klo ada waktu luang…

(tabungan bukuku yang masih berselubung sampul plastiknya sudah ada berapa ya…)

Hey… kan aku tak Becky Bloomwood like appearance banget yak….

Kan Cuma mau ngetes gimana cara pake kartu flazz-nya…

tapi kan tapi kan tadi aku makan siangnya murah banget karena dapat diskon 50%...

(memangnya mo makan bakso + es teler terus non?!)

Hihi….

Yawda… asal bukan jadi ketagihan… nih judul buku tadi yang ku-invest, kali aja aku bisa jual dengan harga lebih mahal hehe…

  1. Siapa bilang cokelat bikin gemuk?
  2. Shopaholic woman : gaya hidup & kenikmatan berbelanja(psssttt…. Nih buku mau ku lelang, yang berminat… ayuh unjuk tangannn..!!)
  3. Cantik komersil, wanita dan problem kecantikan
  4. Eat right in a modern life : gizi bagi jiwa
  5. Fight addiction by Deepak Chopra (mengatasi ketergantungan terhadap alcohol, obat terlarang, TEMBAKAU, pekerjaan, coklat, dsb… termasuk belanja kali ya?)
  6. Play n Learn, 280 aktivitas bermain dan belajar bersama anak (hmmm.. kayanya banyak yg brminat nih si mama2, nih buku bagus loh, tebal 290 halaman, stok-nya masih banyak di tokonya)

Bukunya oke punya kan? Maka siapa yang tidak lapar mata…???!!

…. Sepertinya aku mau membuka jasa membelikan buku nihh….

Suatu hari kelak, aku mo mbikin buku berjudul : nikmatnya diskon hehe…

Waduh… jangan2 nanti justru buku2 ini yang kulahap, dan membiarkan proposalku lagi2 terbengkalai… tidak……!!!!

22 April 2009

"jika aku menjadi ....."


ini hanya sedikit uneg2 yang cukup mbikin eneg (atau enek?), bertumpahan begitu saja, di sela2 kesibukan "browsing"-"FBing"-"searching" - "copy paste-ing" - and whatever lah... biar dikira juga sibuk hehe...


Menyoal para calon anggota legislatif yang hingga saat ini masih dalam batas wacana kasak kusuk, siapa yang masuk dan siapa yang tidak, sekiranya hari ini ku berjumpa dengan salah satu dari mereka yang kelak akan bercokol di sana, pingin banget bertanya tentang apakah dia atawa mereka akan membawa RUU KEsehatan kelak menjadi UU Kes yang baru?

Cekidottt…..

Sudahkah anda melihat RUU itu? Setebal yang cukup untuk menjadl alas bantal klo tidur, itu versi fotocopi-nya tapi … berapa gelombang sudah tamatan Senayan, yang sejak di-dok nya UU Kes di taon ’92 sudah menuai beberapa rencana perbaikan namun yang hingga kini tak kunjung tiba… hayooo.. gimana wahai para calon anggota dewan yang terhormat…

Membahas pasal tentang legalisasi aborsi, jaminan kesehatan, atau … gimana jika dimasukkan satu atau beberapa pasal tentang pengamanan kesehatan bagi para perokok pasif? Bukankan gugatan untuk pemerintah yang membahas tentang ratifikasi FCTC katanya ditunda hingga selesai pemilu, artinya tak mungkinlah itu menjadi tanggungjawab para legislatif yang lama. Jadi PR tuk mereka yang kelak akan menjadi…

Pfff… sekiranya ku masuk dalam acara di salah satu stasiun TV,”jika aku menjadi…”

Jika aku menjadi anggota dewan, yang membahas tentang UU yang mengatur masalah merokok di muka umum, tidakkah aku harus menghadapi sebuah konspirasi, dengan mereka para pengusaha? Apa malah yang pro? Apa aku terlalu banyak ngayal setelah baca buku THANK YOU FOR SMOKING? Belum dengan serikat buruh pekerja tembakau, atau para pencinta rokok yang bergabung dalam komunitas Heavy Smoker, jangan2 suatu hari aku menjadi target sasaran petrus hehe…

Masih terlalu banyak memang pekerjaan yang harus selesai dahulu sebelum aturan itu mengejawantah, bisa teraplikasi dalam hidup sehari2. Beberapa waktu lalu, setelah berbincang dengan salah seorang dosenku yang tak henti mengepulkan asapnya, tokh ternyata akupun tak melarangnya. Meski sudah jelas itu tempat kuliah,beliau tahu akan tema yang akan kubahas, dan dia mengeluarkan banyak statemen yang memang betul juga sih, bahwa Negara kita belum siap. Entah kalo Jakarta ya, yang sudah mengeluarkan Perda yang kata orang banyak itu cuma “angin2an doing” tapi menurut cek dan ricek-ku, Jakarta juga belum siap. Terbukti bahwa pelanggar terbesar aturan itu adalah pegawai Pemda sendiri, yang notabene harusnya lebih tau aturannya.

Namun disini ketidaksiapan dari pengelola gedung dan perkantoran juga masih nampak. Begitu banyak ruang publik yang tidak memiliki ruang khusus merokok, kalaupun ada hanya berkesan seadanya saja. Pernah suatu hari di resto fast food seorang perokok yang melakukan aksinya tepat di bawah tulisan “no smoking” dan ketika kutanya pada waitress-nya kok orang itu gak dilarang dan dia hanya bisa tersenyum malu dan menyingkir segera (apa tampangku sedang bertanduk kali itu ya?).

jika diriku yang menegurnya… plis deh…. Memangnya aku sedang *tampang nyinyir mode on*

Ow yea…

Masih terlalu terlalu dan terlalu banyak

Kata Chairil Anwar : “kerja belum selesai, belum apa2”

Sama halnya dengan proposalku yang entah kenapa ya dia mogok untuk ditambah halamannya, masih terlalu banyak…. Yg mau ditulissss…..

ZZZ…zzzzzz…..

Ku ngantux. Kehabisan ide, atau tenggelam dalam beribu ide, yang melingkupi benakku begitu rapat dan kusut hingga tak bisa ku urai ujung pangkalnya ada dimana ..?

Yah… waktu hampir habis… let it flow.. let it flow…

15 April 2009

*belum ada judul*

Beberapa hari ini, waktuku kuhabiskan dengan me-rokok, not smoking for actually I mean, but browse,read, search everything about smoke, tobacco, cigarette, etc.etc. meski kebanyakan memang adalah spam, opini bukan fakta, tapi senang juga membaca komentar orang, ada yang pro, kontra, abstain… hmmm.. serasa mendengar saja berita2 tentang pemilu di segala stasiun tv yang lama2 jadi bikin mual… (hampir sama memua*kannya waktu dirubung iklan2 kampanye…) – tanda asteriksnya bisa diganti dengan huruf l ataupun k

Membacanya, memilah, mana yang masuk ke folder patut dibaca, langsung dilewati atau dibuang sayang… bikin lumayan sakit kepala. Mbuat mata jadi harus senantiasa berakomodasi hingga taraf hampir mengkhawatirkan jangan sampe nanti vertigo-nya kambuh, atau miopnya makin belagu, apa harus pergi massage dahulu ?? (ha..ha.. tulisan ini sama sekali dipaksakan untuk be-rima)

Ada komentar yang sangat2 konyol, ada yang bersahaja, ada yang sadis,ada yang temperamental, ada yang lucu… macam2 deh…

Terlalu banyak informasi, terlalu banyak data, terlalu banyak opini, terlalu banyak fakta. Mana yang harus dicomot untuk memenuhi syarat jadi tulisan ilmiah? jangan sampai nanti para pembimbingku yang –psstt..sampai hari ini masih belum lagi ku hubungi – berkenan membacanya dengan teliti jadi mengeluarkan statement bahwasanya ini bukan merupakan tulisan ilmiah. Lalu apa itu gerangan definisi ilmiah? Ilmiah menurut hukum atawa non hukum? Normatif atau non normatif..?

Ah… diriku sedang ambigu…

Begitu banyak yang ingin ditumpahkan, tapi entah harus memulai dari mana… dan entah apakah dia pantas tuk disebut tulisan. Ini tulisan bersyarat non… jangan menulis seenaknya.. jika ingin menulis sekehendak hati, bikin tulisan fiksi or non-fiksi sana lalu kirim ke penerbit.. (ih.. ikut2an DW dech…). Kalau ingin membuat tulisan yang jelas2 di sampulnya memuat kalimat “diajukan guna memenuhi syarat”… ya sudah pasti tulisan tersebut harus memenuhi kriteria sebagai tulisan bersyarat.

Dan apakah gerangan syarat itu saudara..???

Hwa…. Ga’ mudeng aku ….

Ternyata melakukan sesuatu yang berjudul karena keinginan memang lebih mudah daripada jika dia berembel2 kewajiban… ayuh ayuh… yang semangat non, yakin usaha sampai !! (lha, bukannya ini HMI banget… xixixi)

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Meski diburu deadline, masih sempat diriku membaca buku THANK YOU FOR SMOKING sebagai pengantar tidur… yang untung saja, ini adalah sebuah novel (sepertinya sudah difilmkan ya?)…

Boring membaca everything about rokok…

Muak.jenuh.penat.letih.lesu. (ciri2 cacingan ya??? ^_^)

09 April 2009

Akhirnya… pesta pun usai sudah..

Meskipun banyak yang tak dapat undangan, meski banyak pula tamu yang tak diundang, meski banyak yang golput, dan ada beberapa yang memakai undangan orang, tapi yang jelas… pesta sudah selesai..

dan semoga pestanya tak usah diulang, sebab biaya yang terbuang pasti tidaklah sedikit...

Berbagai atribut pesta yang berseliweran di jalan, bergelantungan di pepohonan, spanduk2 yang kelak kan dijadikan dinding warung, baliho2 yang bisa dibuat tempat berteduh, segenap poster yang masih banyak tertempel di kolong jalan layang yang kelak kan jadi sampah, stiker2 di angkot yang tidak lagi jelas bentuknya sebab mata dan mulutnya sudah bolong kena coblos, semuanya hanya akan menjadi tanda bahwa dahulu, telah terjadi pesta, pesta yang diperuntukkan bagi rakyat, mengatasnamakan rakyat, dan semua muanya untuk rakyat

Tadi membaca salah satu Koran yang -- hari libur kok terbit ya – menulis tentang kisah orang2 tua di daerah terpencil yang bela2in jalan kaki dari subuh 2 jam tuk menuju TPS terdekat biar bisa memakai hak pilihnya, jadi terharu… meski dia tak tahu harus mencontreng siapa dan apa… tapi tetap saja dia dengan bersemangat menggunakan haknya sebagai warganegara.. (hak atau kewajiban ya???)

Atau di TPS kemarin, nguping pembicaraan ibu2 yang sibuk ngapalin nomor caleg andalannya, yang dipesen ama seseorang tadi subuh katanya (hwa… ada serangan fajar..??), atau pembicaraan telepon orang yang katanya nyontreng partai “X” daripada partai “Y” karena X ngasihnya lebih gede tapinya duit dua2nya diambil juga hehe (hwa… money politics…???), atau ada yang bela2in pake undangan orang demi agar bos-nya di kantor ngeliat tanda tinta di kelingkingnya sebab ternyata bosnya diam2 adalah pendukung partai tertentu… atau nyontreng siapa saja deh yang appearance-nya bagus hehe…

Hmm… banyak juga story yang tersisa dari pemilihan umum… apakah dengan beragam kisah dibalik tendensi mencontreng itulah yang akan mewakili segenap harapan, usaha, cita2 demokrasi ? (taela…. Nasionalis banget sih..) .Apakah para anggota dewan yang terhormat akan menjalankan semua janjinya? Apa mereka tidak lupa pada jargon2 yang hampir sebulanan ini menyesaki pandangan mata, terlihat dimana2, memenuhi hampir semua spot iklan di tv sampai2 jinggle-nya pada dihapalin oleh para kurcaci..

Entah bagaimana kelak hasilnya, tuk 5 tahun akan datang… sebab apalah artinya satu suaraku diantara berjuta penduduk Indonesia... demi terwujudnya isi rumah rakyat yang betul2 untuk rakyatkah? atau untuk kepentingan sepihak saja? atau untuk mencari nafkah? entahlah...

Semoga untuk pesta 2 bulan lagi, undangan sudah pada beres ndak kaya sekarang, biar diriku tak lagi deg2an…

17 Maret 2009

cerita R.o.k.o.k....

Dalam buku Horison Baru Kesehatan Masyarakat di Indonesia yang dalam 3 jam ini dengan tekun kubaca, saya bertemu dengan satu penggalan kesimpulan penelitian of Frederico et al, and they said : “masyarakat yang memiliki pendidikan relatif tinggi, akan berhenti merokok lebih cepat dan lebih besar dibanding kelompok berpendidikan rendah”
Ho ho ho… dengan segera kalimat itu bertabrakan dengan pen marker-ku…
Meski kalimat itu bersumber dari Trends in Educational Inequalities in Smoking Cessation Rates in Italy 1980 – 2000 yang diterbitkan oleh European Journal of Public Health… hmm… kira2 klo di Indonesia gimana yea?? Sepertinya sdikit banyak hasilnya tak melenceng jauhhh…
(huh, daku melanggar komitmenku tuk tak menulis apapun tentang rokok (lagi) di blog ini… sebab jangan sampai diriku bablas menulis terlalu banyak hehe… ntar kata pembimbingku tulisanku tak orisinil lagi xixixi)
Dari survey dadakan yang sama sekali diluar standar kelayakan yang kulakukan dengan salah seorang mas mas ojek di sudut KW, yang sekitar sepertiga hasil ngojeknya sehari dialokasikan ke “buat beli rokok”, waktu kutanya MENGAPA MEROKOK, he says, “buat hiburan, bagi orang kecil kaya saya ini Mbak, merokok itu nikmaaat banget, jadi bisa ngelupain masalah di rumah, bisa ngelupain istri yang ngomel2 jika gak dapat minyak, atawa anak yang mau beli buku pelajaran. Lagian murah ini kok, bisa beli dikit2…” (dalam hati ku membatin, seandainya si abang gak beli rokok, kan bisa buat beli buku dan keperluan rumah jadi istri gak ngomel2 atuh …)
“tapi kan kata MUI merokok tuh haram bang…”
“ yah si Mbak, tuh mabuk dan judi juga haram, gak sholat dan puasa juga haram, buktinya ada banyak tuh yang ngelakuin”
(pinter……!!!)
“trus bang gimana klo harga rokok denger2 bakal dinaikin tuh”
“….. ……………… emang iya Mbak?”
“belum … baru dengar2 aja…”
“klo naik, gimana ya…. “
…………………………………………………………………………..
Kira2 jika harga naik, si abang itu cari hiburan apa lagi ya…
Tapi apa iya, merokok itu menghibur? Klo iya artinya efek adiksi-nya memang kuat dunk. Atau hanya biar lebih gaul, atau lebih “macho” seperti iklan2nya yang identik dengan kuda, singa, petualangan, or perempuan? Nah lho…
Sekarang, bagaimana dengan kelompok berpendidikan tinggi? Yang tahu efek dan bahayanya, baik bagi dirinya pun orang lain? Hoho.. jangan ditanya ada berapa banyak orang yang berkecimpung di bidang kesehatan yang termasuk dalam golongan heavy smoker…
So, guys would you plis tell me what do you think about smoke, smoker, smoking and cigarette …??? Thanks before …

16 Maret 2009

first day is coming...

akhirnya hari ini tiba jua.... hari yang oleh segelintir orang2 (berapa persen dari penduduk negara ini?) adalah hari yang dinanti dan ditunggu.... hari pertama of kampanye terbuka...!!!
(klo sebelumnya... terselubung aja kali yei....)

sebetulnya, maksud hati menulis ini bukan karena saya adalah pendukung partai atau caleg tertentu, atau komunitas golput, atau apatah lagi istilah lainnya, bukan pula berarti ikut arus atawa latah ikut2 berkampanye... saya hanya kebetulan saja melihat foto di salah satu koran nasional, tentang orang2 yang sibuk melipat2 kertas suara...
seketika aku merasa d.e.j.a.v.u ...

hei... aktivitas itu pernah ku lakukan, bertahun2 lalu, jelang pilkada tahun 2004 ... meski itu dengan iming2 biar absen jadi penuh... tapi kita lakukan jua dengan riang gembira sambil bersosialisasi dengan teman2... (guys... gerombolan 148, sekarang sudah pada di Makassar bagian mana yea?), sambil ditemani lagu2 Ribas yang pada zaman itu lagi heboh2nya...

sepertinya itu adalah kali terakhir saya memegang kertas suara, selain hari H di tahun 2004 itu tentunya. setelah itu, ada berapa "pesta" yang terlewati olehku? bukan maksud hati untuk golput syih... bukan juga salah KPUD yang tak memasukkan diriku dalam daftar pemilih... dan bukan pula maksud tuk mangkir dari kewajiban sebagai warganegara ..
(eh, memilih itu hak atau kewajiban ya?)

mungkin situasi yang membuatnya harus demikian. waktu Pilgub Sulsel, diriku lagi di Bandung urus2 kuliahan. waktu Pilwalkot Makassar, diriku juga still there... dan sudah tak punya KTP Makassar. Pilkada Bogor, KTP Bogorku belum jadi. sekarang ... entahlah... apa diriku bakal tak menyentuh kertas suara lagikah? apa sekali lagi daku tak akan ikut ambil ambil bagian dalam hura2 demokrasi, memperjuangkan siapa2 yang bakal masuk sebagai anggota dalam suatu dewan yang terhormat itu? apa aku, dengan senang hati melewatkan kesempatanku memilih sebab memang tak tahu harus memilih siapa diantara berpuluh beratus nama yang tak satupun kukenali itu? sepertinya satu suaraku takkan berarti banyak deh jika hilang ...

bukan pula berarti aku apriori akan pemilihan ini, seperti apriorinya orang2 yang berkomentar via sms di berbagai koran pun media elektronik, namun sungguh... aku tak tahu harus mencontreng siapa kelak... mencontreng siapa yang paling unggul diantara orang2 yang saling menyatakan keunggulan dirinya, saling sikut kiri kanan biar terlihat paling kinclong... orang2 yang saling berebut jatah kue yang paling besar ...
(kuenya enak lagi... jauh lebih enak dari klappertart or tiramisu..)

jika satu suara begitu bermakna, maka dengan segenap kesadaran diri, kuserahkan nasib suaraku yang berharga ini pada nasib kartu pemilihku yang masih antara ada dan tiada...

selamat berkampanye...
semoga kampanye dengan bijak dan penuh kedewasaan, bukan hanya sekedar pamer massa pun slogan2 yang kadang ada yang lucu, bikin gerah bahkan bikin mual...
bukan sekedar unjuk kekuatan dan membuat aktivitas orang2 lain jadi terbengkalai...
bukan sekedar mbuat jalan macet dan buang2 duit ...

10 Maret 2009

do your plan ! (plant atawa plane,,?!)

Satu hal yang tersisa dari libur 3 hari lalu bagiku adalah : PLANNING

Yeah, karena planning kemarin yang sama sekali blank, akhirnya mbuat jadi lelet, terlalu santai dan lama berkemas2, sampai2 aku lupa bahwasanya kemarin itu adalah akhir dari long weekend, yang berdampak pada terburu2nya semua orang pada ingin kembali ke rutinitas masing2 esok hari, dan itu artinya segenap sarana transportasi akan ramai peminat, segala toko yang menjual buah tangan dan oleh2 akan diserbu pembeli, dan… tentu saja bakalan macet. Plus satu hal lagi yang mbuat makin seru : c.u.a.c.a

Maka diriku yang kemarin dengan santainya menuju ke Stasiun Hall hanya berjarak 1 jam sebelum kereta yang rencananya kutumpangi akan berangkat,belum membeli apapun dan makan apapun (kecuali klappertart) sebab yang terpatri di benakku adalah ‘nanti aja di stasiun’ hanya bisa terpesona melihat manusia2 yang begitu banyaknya, berminat pada tulisan “tersedia karcis berdiri” sampai antriannya meluber ke luar ruang tunggu, yang ketika ku tanya di bagian informasi diberi jawaban : sudah penuh sampai malam kecuali jika tanpa kursi.

Ya sudah, aku pun undur diri dari antrian, menelpon travel langganan yang ternyata sudah fully booked ke Jakarta manapun jam berapapun, mau nelpon travel lain juga … wauw… aku dah lowbatt berat… maka diriku pun menyingkir dari stasiun, mari kita berpetualang di Leuwipanjang … eitz… mampir dulu beli klapper… bersaing dengan ibu2 memperebutkan 9 kotak kue yang tersisa (dia beli 7 euiy!!) --- sepertinya segenap pengusaha kuliner di Bandung lagi panen nih --- dan … berburu dengan awan2 yang sepertinya dari segala penjuru tiba2 merubung kota…

Kriuk .. kriuk … wah, si Ankylostoma, Necator dan rekan2 sedang paduan suara nih… jadi aku sowan dulu ke panyingkul of Pajajaran - Pasir Kaliki. Sedang asyik2nya menyantap si combo dengan 11 bumbu rahasia pilihan … hwa…. Hujan luebat …………………………..!!!!! (jangan2 pake es lagi ya?)

Sudah full tangki, belum reda juga hujannya, padahal waktu terus bergulir… hm… harus pake ajian menerobos hujan nih… ciattt…. Dengan jaket almamater sakti dan payung little kitty-ku yang baru saja berusia 2 minggu, aku pun meninggalkan negeri ayam, dengan gagah berani dan teguh kukuh berlapis baja menyeberang jalan … weitz….air hujan yang mengalir membuat anak2 sungai kecil di sisi jalan ternyata jadi santapan mobil2 yang harus tancap gas mendaki dan memberi tanda mata di kostumku … angin yang tiba2 kuenceng ternyata tak sanggup dihalau oleh payungku yang tiba2 menguncup ke atas … walah, komplit sudah…. Ini dia yang namanya bener2 kepalang basah …. (Lady Rain kok takut ama hujan hehe…)

Akhirnya, setelah melewati banjir di sepanjang jalan (gile… hujan ‘tumpah’ gak sampai setengah jam sudah merendam sepertiga ban angkot) tiba juga di pintu tol Pasir Koja… thank’s God hujannya reda.. Dan bersama puluhan orang lainnya, menunggu bis AKAP berseliweran, dengan berbagai tujuan Purwakarta – Merak – Bekasi -- Sukabumi – Tanjung Priuk – Lebak Bulus – Kali Deres – Cibinong – Medan --… (Medan ??????!!!) – Bogor Depok Rambutan mana ya ….

Pff… hampir satu jam berlalu, Depok n Bogor pada penuh.. dengan berpayung mendung plus petir2nya yang sedikit lagi semakin ganas… akhirnya naik Rambutan deh… ngetem sekitar 20 menitan, maka seiring hujan yang jatuh membasahi bumi Parahyangan, mari kita berangkat … (mari kita tidur…)

Terbangun karena bisnya tiba2 belok keluar tol … plis deh … jangan sampai nih mobil lewat puncak, eh ternyata hanya ngambil penumpang lagi di Padalarang… mari kita lanjut tidurnya… tapi ngeliat rel kereta dulu ah mumpung jalanan agak padat jadi bisnya gak kebut2an … (tapi senjataku ketinggalan..)

Terjaga lagi karena intensitas ayunan semakin lama semakin berkurang, dan tiba2 … berhenti. Apa pasal? Aku melongok ke depan,, what’s up… ??! Rangkaian mobil2 itu pada mogok massal ya? Kompak banget …..???!

Ini dia yang namanya padat merayap… tersendat atau … merangkak ya? Maju 5 meteran, berhenti 1 menit… km 69 ke 66 dilalui lebih setengah jam, saya tiba UKI jam berapa ya? Mana lowbat pula… hujan, lapar, pingin pipis…. Antrian ke rest area sama padatnya dengan yang di jalur utama …. Satu2nya yang bisa dilakukan hanya … sleeping beauty saja sampai Bekasi …

Akhirnya …. Setelah hampir 5 jam ber-bete ria, tiba jugalah di terowongan UKI, disambut dengan hujan yang lumayan membuatku harus buka payung lagi… transit di PGC tuk mengosongkan buli2, lalu ber-kopaja ria ke Kalibata, ngganjal lambung yg kedinginan dengan soto Solo and then… going home to Bojong… uh… it’s a wonderful trip …

(untung today gak jadi janjiannya ya Ochie hehe)

Tiba di rumah, bersin2… dan hampir saja lupa membongkar klappertart yang tinggal sedikit lagi sudah tak berbentuk… alamak…!!!

22 Februari 2009

at least... here comes the freedom..!!!

tulisan ini bertumpahan begitu saja dari jari2ku yang seminggu ini sangat2 hiperaktif bekerja, entah itu dengan kerumunan huruf2 keyboard, dengan lembaran2 kertas dalam tumpukan buku yang tiba2 saja berhamburan dari tempatnya, atau dengan 8 lembaran kertas bergaris double folio yang dalam 48 jam terakhir begitu rapat bercengkerama denganku hingga ikut pula sampai ku di peraduan, dengan menyisakan 6 lembar lagi harus kuisi hingga 3 hari ke depan...
lumayan juga membuat tangan dan bahu pegal...

(dan ternyata sudah agak terobati dengan a little bit wasting time for singing ...)

free with your freedom - kah ? apa jangan2 ini hanya sekadar euforia sesaat, sebab ternyata, hari terakhir yang mungkin dinanti2 itu masih menyisakan segepok take home exam dan some duties yang tak bisa disangkal (dereliction of duty ..eh ?) , memberi sedikit apologi untuk tidak menyelesaikannya hari ini ... (?)

free for the lecture schedule ...
didn't free for the duty, and the job, and the spirit,
and the 'keep fight till the end Non!'

hope I'll do my best...

09 Februari 2009

THIS IS NOT MY LUCKY DAY …



Kedua foto ini, seharusnya dipasang untuk momen yang saling berpasangan, maksudnya foto tol cipularang dengan mobil travel X (memangnya kelihatan ??) yang diambil dari dalam kereta, dan kereta di atas relnya yang diambil dari dalam mobil X di tol cipularang. Mungkin itu adalah target yang unreliable, makanya bottom line-nya sedikit dibuat lebih sederhana (taela…. yang habis kuliah tentang strategi dan negosiasi…), yaitu : foto tol cipularang saja dan foto rel bersama kereta.

Nah, sesederhana itu sudah dibuat misinya, namun tokh ternyata masih tetap sulit. Untuk opsi pertama memang tidak rumit, foto cipularang sudah lama hadir dalam koleksi fotoku, karena tidak begitu susah memotretnya dari kereta yang berjalan lambat dan obyeknya pun tak bergerak. Tapi opsi kedua ??? Setelah berpuluh-puluh kali melewati pintu tol cikunir-padalarang-pasteur atau sebaliknya, maupun jagorawi-padalarang-pasir koja, saban menghampiri tanda km 109 atau km.118 membuatku waspada dan segera pasang kuda2 ntuk membidik, sebab diantara jarak 10an km itu hanya ada sekitar 10 titik dimana si rel menampakan dirinya diantara pegunungan.

Pada saat awal diriku memiliki si Cybershoot - setelah my O2 lebih sering menunjukkan gelagat tak bersahabat jika harus meng-zoom – dengan penuh semangat daku selalu mencari kedudukan dekat jendela dengan view rel (habisnya bosan melihat warna hijau2 melulu), terserah dapatnya paling depan atau paling belakang, mau hujan atau panas, mau dilihatin orang or not (tapi untung saja di lokasi itu kebanyakan pada terlelap kecuali sang sopir hehe.. ), tetap saja saya keukeuh membidik rel, meski kadang dapatnya miring, hanya ekornya doang, bahkan sama sekali blur (tau sendiri kan gimana motret klo kita lagi bergerak). Setelah berkali2 percobaan, tentu sudah banyak foto rel yang ku punya, sampai2 bosan juga sebab targetnya tak pernah bisa tercapai.

Kalau dari probabilitasnya, kereta dari gambir yang berangkatnya pagi itu hanya 4, yaitu jam 06.15, 08.30, 09.10, dan 10.25, yang dengan jarak tempuh sekitar 3 jam lebih, berarti kemungkinan mereka overlap dengan cipularang sekitar jam 9an (lalu jam berapa daku dr jakartanya???) dan sekitar jam 11-an sampai jam 13 (ini kayanya lebih sesuai dengan jadwal berangkatku, tapi siapa yang berani memastikan kecepatan kereta ?). Sebaliknya dari arah bandung, kereta yang pagi itu jam 08.45, 10.30 dan 12.45, yang kira2 bisa “papasan denganku” di tol itu hanya 1, yah paling mepet2nya jam 11an lah.

Sekarang jadwal bis atau travel. Jika dengan bis dari baranangsiang yang berangkat jam 08.00, 08.30 atau 09.00 (tentunya diriku tak kpingin telat kuliah dong..), sekitar jam 10.30 ke atas saya sudah di lokasi target, itu dengan asumsi tak ada kemacetan. Jika dengan bis dari depok yang berangkat jam 09.00, sekitar jam 11an saya sudah di ‘TKP’, itu pun jika si MGI tepat waktu. Dengan travel jam 08.00 dan 10.00 dari tanjung barat, yah 2 jam sudah di lokasi. Nah, sekarang dengan berbagai opsi moda dan si kereta yang hanya memberi 4 kesempatan tuk berjumpa pada 10 titik di sepanjang jalur 10 km … kira2 berapa kemungkinannya diriku berpapasan ??? (hitung sendiri saja hehe…) .. belum lagi kalo ternyata diriku ketiduran …

Seorang teman pernah ber-usul, turun dari bis saja pas di jembatan cipada … hehe… usul kok tega amat, jangan2 saya malah ditangkap tramtib atau patwal tol. Satu lagi menyarankan : berdoa saja biar macet pas di titik rel muncul… idih.. ntar saya telat kuliah dunk, lagian memangnya bisa macet sebegitu lama??? Itu mah bukan macet, tapi mogok !!

So, setelah berminggu2 berbulan2 siap siaga, akhirnya obsesiku sepertinya luntur juga, karena daripada memandang2 pucuk2 teh yang saban minggu bakal begitu2 juga, mending juga tidur, apalagi akhir2 ini lewat cipularang selalu hujan hujan dan hujan… (I wish for a sleeping beauty lady rain)

Meski terkadang melewati titik target itu diriku terjaga, tapi sudah tak lagi diriku siap sedia, dah bosen kale…. Padahal dalam hati sih saya harap2 cemas, jangan2 suatu hari nanti aku melihat si kereta berlalu padahal batre kameraku lupa di-cas, atawa memory-nya keburu penuh akibat kebanyakan video.

Nah … sebagaimana judul of this story… sepertinya ini lagi bukan masa jayaku. Kemaren, berangkat dari rumah niatnya mau naek bis dari depok jam 9 namun ternyata pas sampai di terminal si biru itu dah keburu berangkat hingga-dengan-segera-diriku-menelpon-travel-yang-jam-10-yang-ternyata-masih-ada- lowongan-lalu-segera-berlari-lagi-ke-stasiun-kereta-tuk-menuju-LA yang untung saja masih keburu (I’m so lucky…). Tapi ketidakberuntungannya bukan disitu saudara …

Settingnya di tol, diriku di kursi nomor satu, baru tersadar dari tidur lelapku -- yang diakui juga oleh sang sopir hehe – di km.105.pikirku sudah hampir tiba di titik munculnya rel. titik pertama si rel yang begitu panjang membujur di bawah jembatan terlalui, kantukku kembali menyerang but kutahan karena malu hati ama driver dari tadi kok molor mulu… titik kedua lewat, sempat berpikir tuk ngeluarin senjata tp (once more) malu ama sopir ntar di bilang apa ya kira2. Titik ketiga dan keempat berlalu… sudahlah just forget it. Titik longsor yang beberapa waktu sempat membuat setengah jalur ditutup yang sekarang sudah di-renovasi juga terlewati. Titik kelima … ini titik yang paling dekat dan jelas relnya, paling panjang pula, tepat searah dengan tol namun kedudukannya lebih tinggi, adalah lokasi paling bagus tuk membidik.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

(saat itu aku sudah terjaga sepenuhnya).

Tunggu dulu, apa aku tak salah ada sesuatu di atas rel itu, berwarna abu2 sedikit lusuh ???? hei … bukankah itu lokomotif of argogede ??? (I just wanna scream…!!!)

Perlahan rangkaian gerbongnya pun merangkak memasuki lapangan pandang, beberapa detik berjalan sejajar dengan jaras tatapan mataku, slow and steady sampai hilang di rerimbunan pohon. Ternyata penampakannya begitu indah ya… (aku terpana..), sejenak aku tak bisa berbuat apa2 … titik keenam semakin dekat .. baru aku menyadari tuk mengambil kamera dalam tas … namun sudah telat … aku sudah mendahuluinya, dan berbelok menjauhi rel … bye bye… the precious moment ini biarlah dulu kunikmati sendiri, hanya sempat kurekam dalam memory dan sedikit kalimat di notepad-ku :

07 FEBRUARI 2009, 11.55 KETEMU ARGOGEDE DI TITIK KE-5 DAN 6 PEMUNCULAN REL DI KM.116 CIPULARANG

Yah… sedikit menyesal sebetulnya, syukur2 klo suatu hari nanti diriku sudah siap siaga kesempatan ini muncul lagi. Namun dengan adanya pengalaman empiri ini, besok2 sepertinya target perginya jam 10 aja dari LA, tokh gak telat juga kok kemaren (apalagi sudah jadwal kuliah formal yang terakhir, hikz..!!)

Dan karena ternyata yang papasan adalah argogede jam 09.10 dari gambir, maka memang terbukti bahwa kereta lebih lambat dari mobil …(tentu dong …!!) --- itu jika gak macet hehe …

06 Februari 2009

suatu sore di KW

Pada suatu sore, seorang ibu, terlihat lebih tua dari usianya -- sebut saja namanya Ny.Omah -- yang lebih tampak begitu gundah daripada kesakitan, datang berobat. Keluhannya sakit perut, mlintir2 katanya.

Saya palpasi bagian yang dirasanya sakit, ujung jariku apakah tak salah merasakan adanya balotemen ??

“ bu, ibu haid terakhirnya kapan?”, aku tanya, sebuah pertanyaan standar tingkat pertama

“bulan oktober” (artinya 3 bulan lalu)

“ibu sudah pernah periksa kencing?”

“tapi haid saya memang selalunya tiap 3 bulan dok”

“oh begitu. Sudah berapa anak bu?”

“satu orang, sekarang umurnya 13 tahun”

Hmmm… aku berpikir, lama juga, padahal umur ibu ini baru 31 tahun

“jauh ya jaraknya ya bu, ibu pakai kontrasepsi apa?”

“saya tidak pake, gak boleh ama suami”

“begini saja, ibu sekarang di tes dulu, biar bisa lebih yakin iya atau tidaknya ya bu”

Singkat cerita, ternyata memang hasilnya dua garis, dan itu membuat si ibu jadi terlihat makin putih saja. What’s up…?

“bu, hasilnya positif nih, kemungkinan besar sih ibu benar hamil, tapi jika mau lebih pasti, sambil melihat kemungkinan apa yang mbuat ibu jadi begitu kesakitan, sebaiknya ibu USG ya. Lagian ibu sudah sampai pucat begitu, nanti saya bikinkan pengantarnya ya bu… untuk sementara ibu bla..bla ..bla.. dst”

Ibu itu iya iya saja meski terlihat bahwa ia setengah hati saja

Beberapa hari kemudian, seorang ibu2 yang begitu harum semerbak nan wangi habis suntik KB malah nyangkut di lobi depan, ternyata dia lagi asyik bergosip, apa mencari informasi ya ? sayup2 saja aku mencuri dengar dari keasyikan mbaca Koran sambil dengar lagu2 nan dahsyat di salah satu stasiun tv.

….

“oh, jadi si Omah teh hamil? Pantesan akhir2 ini dia lesu pisan… bla ..bla.. bla..

“anaknya sudah gede ….. iya disekolahin ama suami saya… bla .. bla…

“suaminya supir buat antar Aa ke sekolahan …. Dah 2 hari ini pamit mudik.. bla..bla..”

….

Seminggu setelahnya, giliran anak si ibu itu yang sakit. Sambil menunggu puyernya di-uleg kaya nasi tutug or rujak bebeg, beliau mampir lagi di lobi ngelanjutin usahanya bersosialisasi

….

“belum di-USG, lagian suaminya belum balik2 … bla.. bla..”

“iya nangis terus, kerjanya jadi berantakan … bla .. bla..

“ gak lah, sudah sejak saya hamil Aa dia ikut, kasian juga … bla..bla…

Setelahnya, saya menerima muntahan informasi yang entah apa bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya tentang bu Omah..

Bahwasanya sang suami meninggalkannya karena dia hamil, kapok kali karena dulu saja lahiran harus minjam gaji 10 bulan ke majikannya karena harus di SC

Bahwasanya sang suami tidak mau istrinya KB karena mahal, dan menurut dia .. dosa

Bahwasanya sang suami (kemungkinan) punya istri lain di kampung

Bahwasanya sempat beredar wacana “gugurin” sebelum sang suami keburu ngacir

Bahwasanya dan bahwasanya lain, yang membuatku jadi terhenyak, dan sempat berpikir2 untuk cari judul selain “kontroversi aborsi” untuk tugasku kali ini.

….

Ini dunia nyata ya…?

Seandainya aku lagi sangat bertanduk dan bertemu si suami, jangan2 aku malah ngomong gini : Pak, tanggung jawab dong. Kalau gak mau anak, ya jangan dibikin atuh.!!

Jika alasan ekonomi bisa jadi pembenaran.. bukan hanya alasan tanggung jawab dan demi kemaslahatan umat belaka… atau demi masa depan … atau demi karir … atau demi nama baik orang tua … atau demi generasi yang berkualitas .. atau demi bibit bebet bobot … atau demi sosialita … atau demi fashionista … atau demi Moore… atau demi kian dan terima kasih …

Jadi gak semangat ..

Maka luntur sudah segenap teori dan draft2 yang beberapa hari ini dengan setengah berpayah2 kubuat … menjadi gamang antara pro-choice atau pro-life ..

(bukannya waktu diskusi kemarin dirimu di pihak pro-choice Non..??!!!)

Pff…. Deadline-nya makin dekat neh … apa harus cari topik lain lagi ?

Tapi apa ???

Euthanasia / inseminasi buatan / transplantasi organ / flu burung .. ??

Atau amniosentesis / otopsi / or whatever lah …

(demi roadtrip to Belgia hehe… sasaran : ketemu Hercule Poirot !! hwa..hwa..hwa..)

Apa ada yang mau berbagi judul, atau bahan..???

29 Januari 2009

suatu hari di Lawang Sewu


Akhirnya setelah perjalanan berkilo-kilo meter tiba juga di kuliah hari terakhir yang of course ditutup dengan …. Jalan2..!!! (semalam sebetulnya di-inaugurasi dengan setting lebih heboh namun dengan pertimbangan menjaga kredibilitas banyak pihak yang so pasti bakalan aneh jika dilihat oleh para klien dan pasien maka story-nya is off the record ..;-p)

inilah asyiknya kuliah yang jauh2 hehe… bisa ngeliat2 obyek yang selama ini hanya bisa dilihat di tv or mimpi2… adapun diriku yang sudah sejak lama penasaran pada gedung pucat dengan begitu banyak pintu itu mulanya ncoba curi start duluan dari teman2 (habisnya dari tadi diajakin pada gak kompak syich…), pikirku mereka sudah pada mau balik ke kota kembang namun ternyata … di balik keramaian para remaja gifo … kok dalam keremangan gedung yang pernah jadi setting Mesir of film AAC ini aku tiba2 melihat beberapa wajah yang familiar …

… apa aku lagi mimpi di sore yang temaram…???

… atau mereka menjelma jadi hantu2 dalam bayangan…???

(ih… syerem…..)

Walah … ternyata mereka nyusul juga.. penasaran nih ye… yawda… maka mari kita beraksi, jadi foto model dadakan, fotografer dadakan, cameraman dadakan, peƱata cahaya dadakan, pengarah gaya dadakan … semua serba mendadak…!!! Dan mendadak pula, pintu belakang bus terbuka, lalu keluarlah sisa2 angkatanku yang tadi sore ditinggal pergi duluan oleh mereka yang memburu flight siang (padahal delay ke sore juga hwehwe..), tapi kok …. Hei.. malah nyebrang? Ayuh, masuk sini… !!! ternyata upayaku menarik perhatian dengan cara2 konvensional alias lambaian tak digubris, terpaksa deh memakai hp… ternyata mereka malah minta dipotret dari jauh … mana kliatan atuh…

Tapi beginilah akhir ceritanya, datang tak dijemput … pulang tak diantar. Aku yang datang paling awal, aku pula yang pulangnya paling akhir, sehingga sempat menyaksikan langsung sekilas banjir di sekitar Tawang … so I just say thanks so much for the guidance of Mr. Asr n Mr. Asn, who guide me to be the explorer and avontirir, trims makan2nya bro..!!!

(hope for next I came here again, you still there.. hehe ..)