26 April 2009

shopaholic goes to bookstore

Kemaren sekeluarnya diriku dari toilet BIP, setelah membayar ku disodori tiket yang dengan segera saja hendak ku buang tapi oleh petugasnya katanya bisa buat undian jadi meski sudah lecek dimasukin juga di kantong. Hari ini, sempat kulihat juga tuh tiket, deuh… klo yang namanya undian segeralahhh…

Ternyata disitu tertulis “nomor pemenang akan diumumkan setiap akhir periode promo”. Dan kapankah masa berlaku promo ityu..??? s/d 31 Maret 2010 saudara….

Hwa… siapa yang mau nyimpan potongan karcis toilet setaon ? gak lahhh… selamat masuk di t4 sampah…

Masih mending karcis travel langgananku yang diundi per bulan, masih bolehlah disimpan, tapi itu juga sudah entah dimana ya..

(kalau soal kata undian tidak juga mau ketinggalan …)

Tapi begitulah salah satu cara promosi, yang di mal yang mungkin usianya paling tua di Bandung ini (15 tahun gt lohh) sedang marak, diantaranya belanja senilai sekian bisa dapat sarapan gratis meski itu hanya sampai jam 10.00 doang (siapa juga yg mo ngemal pagi2….), atau di salon deket rumah yg ngumpulin 5 struk bisa dapat gratis creambath… atau di satu department store yang belanja 150rb dpt voucher 50 rb…

Padahal meski terasa oleh konsumen menguntungkan, namun sesungguhkan justru kadang kita bela2in mencukupkan jumlah nilai prasyarat hanya dengan membeli hal2 yang tak perlu… (nah itu mah gw bangettt…) demi agar bisa dapat voucher. Nah setelah vouchernya dapat, harus dibelanjakan saat itu juga, untung klo kita sedang ingin membeli sesuatu, gmn klo hasrat belanjanya sudah terpuaskan??

Taela…. Pintar banget nulisnya… secara diriku td iseng2 bermaksud tuk lewat only di Merdeka tapi mataku lirak lirik tulisan KUMAt (buku hemat) yang dikerubuti orang2 maka kakiku tak bisa surut melangkah kesana juga, jumpa buku 5 buah yang memang murah sih, rata2 juga 15 rb.. maka segeralah si kartu plastik unjuk kebolehan… pff… padahal tadi kan kesininya hanya niat mo cari makannn…!!! Ya sudahlah, itung2 investasi… kapan2 juga bisa dibaca klo ada waktu luang…

(tabungan bukuku yang masih berselubung sampul plastiknya sudah ada berapa ya…)

Hey… kan aku tak Becky Bloomwood like appearance banget yak….

Kan Cuma mau ngetes gimana cara pake kartu flazz-nya…

tapi kan tapi kan tadi aku makan siangnya murah banget karena dapat diskon 50%...

(memangnya mo makan bakso + es teler terus non?!)

Hihi….

Yawda… asal bukan jadi ketagihan… nih judul buku tadi yang ku-invest, kali aja aku bisa jual dengan harga lebih mahal hehe…

  1. Siapa bilang cokelat bikin gemuk?
  2. Shopaholic woman : gaya hidup & kenikmatan berbelanja(psssttt…. Nih buku mau ku lelang, yang berminat… ayuh unjuk tangannn..!!)
  3. Cantik komersil, wanita dan problem kecantikan
  4. Eat right in a modern life : gizi bagi jiwa
  5. Fight addiction by Deepak Chopra (mengatasi ketergantungan terhadap alcohol, obat terlarang, TEMBAKAU, pekerjaan, coklat, dsb… termasuk belanja kali ya?)
  6. Play n Learn, 280 aktivitas bermain dan belajar bersama anak (hmmm.. kayanya banyak yg brminat nih si mama2, nih buku bagus loh, tebal 290 halaman, stok-nya masih banyak di tokonya)

Bukunya oke punya kan? Maka siapa yang tidak lapar mata…???!!

…. Sepertinya aku mau membuka jasa membelikan buku nihh….

Suatu hari kelak, aku mo mbikin buku berjudul : nikmatnya diskon hehe…

Waduh… jangan2 nanti justru buku2 ini yang kulahap, dan membiarkan proposalku lagi2 terbengkalai… tidak……!!!!

22 April 2009

"jika aku menjadi ....."


ini hanya sedikit uneg2 yang cukup mbikin eneg (atau enek?), bertumpahan begitu saja, di sela2 kesibukan "browsing"-"FBing"-"searching" - "copy paste-ing" - and whatever lah... biar dikira juga sibuk hehe...


Menyoal para calon anggota legislatif yang hingga saat ini masih dalam batas wacana kasak kusuk, siapa yang masuk dan siapa yang tidak, sekiranya hari ini ku berjumpa dengan salah satu dari mereka yang kelak akan bercokol di sana, pingin banget bertanya tentang apakah dia atawa mereka akan membawa RUU KEsehatan kelak menjadi UU Kes yang baru?

Cekidottt…..

Sudahkah anda melihat RUU itu? Setebal yang cukup untuk menjadl alas bantal klo tidur, itu versi fotocopi-nya tapi … berapa gelombang sudah tamatan Senayan, yang sejak di-dok nya UU Kes di taon ’92 sudah menuai beberapa rencana perbaikan namun yang hingga kini tak kunjung tiba… hayooo.. gimana wahai para calon anggota dewan yang terhormat…

Membahas pasal tentang legalisasi aborsi, jaminan kesehatan, atau … gimana jika dimasukkan satu atau beberapa pasal tentang pengamanan kesehatan bagi para perokok pasif? Bukankan gugatan untuk pemerintah yang membahas tentang ratifikasi FCTC katanya ditunda hingga selesai pemilu, artinya tak mungkinlah itu menjadi tanggungjawab para legislatif yang lama. Jadi PR tuk mereka yang kelak akan menjadi…

Pfff… sekiranya ku masuk dalam acara di salah satu stasiun TV,”jika aku menjadi…”

Jika aku menjadi anggota dewan, yang membahas tentang UU yang mengatur masalah merokok di muka umum, tidakkah aku harus menghadapi sebuah konspirasi, dengan mereka para pengusaha? Apa malah yang pro? Apa aku terlalu banyak ngayal setelah baca buku THANK YOU FOR SMOKING? Belum dengan serikat buruh pekerja tembakau, atau para pencinta rokok yang bergabung dalam komunitas Heavy Smoker, jangan2 suatu hari aku menjadi target sasaran petrus hehe…

Masih terlalu banyak memang pekerjaan yang harus selesai dahulu sebelum aturan itu mengejawantah, bisa teraplikasi dalam hidup sehari2. Beberapa waktu lalu, setelah berbincang dengan salah seorang dosenku yang tak henti mengepulkan asapnya, tokh ternyata akupun tak melarangnya. Meski sudah jelas itu tempat kuliah,beliau tahu akan tema yang akan kubahas, dan dia mengeluarkan banyak statemen yang memang betul juga sih, bahwa Negara kita belum siap. Entah kalo Jakarta ya, yang sudah mengeluarkan Perda yang kata orang banyak itu cuma “angin2an doing” tapi menurut cek dan ricek-ku, Jakarta juga belum siap. Terbukti bahwa pelanggar terbesar aturan itu adalah pegawai Pemda sendiri, yang notabene harusnya lebih tau aturannya.

Namun disini ketidaksiapan dari pengelola gedung dan perkantoran juga masih nampak. Begitu banyak ruang publik yang tidak memiliki ruang khusus merokok, kalaupun ada hanya berkesan seadanya saja. Pernah suatu hari di resto fast food seorang perokok yang melakukan aksinya tepat di bawah tulisan “no smoking” dan ketika kutanya pada waitress-nya kok orang itu gak dilarang dan dia hanya bisa tersenyum malu dan menyingkir segera (apa tampangku sedang bertanduk kali itu ya?).

jika diriku yang menegurnya… plis deh…. Memangnya aku sedang *tampang nyinyir mode on*

Ow yea…

Masih terlalu terlalu dan terlalu banyak

Kata Chairil Anwar : “kerja belum selesai, belum apa2”

Sama halnya dengan proposalku yang entah kenapa ya dia mogok untuk ditambah halamannya, masih terlalu banyak…. Yg mau ditulissss…..

ZZZ…zzzzzz…..

Ku ngantux. Kehabisan ide, atau tenggelam dalam beribu ide, yang melingkupi benakku begitu rapat dan kusut hingga tak bisa ku urai ujung pangkalnya ada dimana ..?

Yah… waktu hampir habis… let it flow.. let it flow…

15 April 2009

*belum ada judul*

Beberapa hari ini, waktuku kuhabiskan dengan me-rokok, not smoking for actually I mean, but browse,read, search everything about smoke, tobacco, cigarette, etc.etc. meski kebanyakan memang adalah spam, opini bukan fakta, tapi senang juga membaca komentar orang, ada yang pro, kontra, abstain… hmmm.. serasa mendengar saja berita2 tentang pemilu di segala stasiun tv yang lama2 jadi bikin mual… (hampir sama memua*kannya waktu dirubung iklan2 kampanye…) – tanda asteriksnya bisa diganti dengan huruf l ataupun k

Membacanya, memilah, mana yang masuk ke folder patut dibaca, langsung dilewati atau dibuang sayang… bikin lumayan sakit kepala. Mbuat mata jadi harus senantiasa berakomodasi hingga taraf hampir mengkhawatirkan jangan sampe nanti vertigo-nya kambuh, atau miopnya makin belagu, apa harus pergi massage dahulu ?? (ha..ha.. tulisan ini sama sekali dipaksakan untuk be-rima)

Ada komentar yang sangat2 konyol, ada yang bersahaja, ada yang sadis,ada yang temperamental, ada yang lucu… macam2 deh…

Terlalu banyak informasi, terlalu banyak data, terlalu banyak opini, terlalu banyak fakta. Mana yang harus dicomot untuk memenuhi syarat jadi tulisan ilmiah? jangan sampai nanti para pembimbingku yang –psstt..sampai hari ini masih belum lagi ku hubungi – berkenan membacanya dengan teliti jadi mengeluarkan statement bahwasanya ini bukan merupakan tulisan ilmiah. Lalu apa itu gerangan definisi ilmiah? Ilmiah menurut hukum atawa non hukum? Normatif atau non normatif..?

Ah… diriku sedang ambigu…

Begitu banyak yang ingin ditumpahkan, tapi entah harus memulai dari mana… dan entah apakah dia pantas tuk disebut tulisan. Ini tulisan bersyarat non… jangan menulis seenaknya.. jika ingin menulis sekehendak hati, bikin tulisan fiksi or non-fiksi sana lalu kirim ke penerbit.. (ih.. ikut2an DW dech…). Kalau ingin membuat tulisan yang jelas2 di sampulnya memuat kalimat “diajukan guna memenuhi syarat”… ya sudah pasti tulisan tersebut harus memenuhi kriteria sebagai tulisan bersyarat.

Dan apakah gerangan syarat itu saudara..???

Hwa…. Ga’ mudeng aku ….

Ternyata melakukan sesuatu yang berjudul karena keinginan memang lebih mudah daripada jika dia berembel2 kewajiban… ayuh ayuh… yang semangat non, yakin usaha sampai !! (lha, bukannya ini HMI banget… xixixi)

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Meski diburu deadline, masih sempat diriku membaca buku THANK YOU FOR SMOKING sebagai pengantar tidur… yang untung saja, ini adalah sebuah novel (sepertinya sudah difilmkan ya?)…

Boring membaca everything about rokok…

Muak.jenuh.penat.letih.lesu. (ciri2 cacingan ya??? ^_^)

09 April 2009

Akhirnya… pesta pun usai sudah..

Meskipun banyak yang tak dapat undangan, meski banyak pula tamu yang tak diundang, meski banyak yang golput, dan ada beberapa yang memakai undangan orang, tapi yang jelas… pesta sudah selesai..

dan semoga pestanya tak usah diulang, sebab biaya yang terbuang pasti tidaklah sedikit...

Berbagai atribut pesta yang berseliweran di jalan, bergelantungan di pepohonan, spanduk2 yang kelak kan dijadikan dinding warung, baliho2 yang bisa dibuat tempat berteduh, segenap poster yang masih banyak tertempel di kolong jalan layang yang kelak kan jadi sampah, stiker2 di angkot yang tidak lagi jelas bentuknya sebab mata dan mulutnya sudah bolong kena coblos, semuanya hanya akan menjadi tanda bahwa dahulu, telah terjadi pesta, pesta yang diperuntukkan bagi rakyat, mengatasnamakan rakyat, dan semua muanya untuk rakyat

Tadi membaca salah satu Koran yang -- hari libur kok terbit ya – menulis tentang kisah orang2 tua di daerah terpencil yang bela2in jalan kaki dari subuh 2 jam tuk menuju TPS terdekat biar bisa memakai hak pilihnya, jadi terharu… meski dia tak tahu harus mencontreng siapa dan apa… tapi tetap saja dia dengan bersemangat menggunakan haknya sebagai warganegara.. (hak atau kewajiban ya???)

Atau di TPS kemarin, nguping pembicaraan ibu2 yang sibuk ngapalin nomor caleg andalannya, yang dipesen ama seseorang tadi subuh katanya (hwa… ada serangan fajar..??), atau pembicaraan telepon orang yang katanya nyontreng partai “X” daripada partai “Y” karena X ngasihnya lebih gede tapinya duit dua2nya diambil juga hehe (hwa… money politics…???), atau ada yang bela2in pake undangan orang demi agar bos-nya di kantor ngeliat tanda tinta di kelingkingnya sebab ternyata bosnya diam2 adalah pendukung partai tertentu… atau nyontreng siapa saja deh yang appearance-nya bagus hehe…

Hmm… banyak juga story yang tersisa dari pemilihan umum… apakah dengan beragam kisah dibalik tendensi mencontreng itulah yang akan mewakili segenap harapan, usaha, cita2 demokrasi ? (taela…. Nasionalis banget sih..) .Apakah para anggota dewan yang terhormat akan menjalankan semua janjinya? Apa mereka tidak lupa pada jargon2 yang hampir sebulanan ini menyesaki pandangan mata, terlihat dimana2, memenuhi hampir semua spot iklan di tv sampai2 jinggle-nya pada dihapalin oleh para kurcaci..

Entah bagaimana kelak hasilnya, tuk 5 tahun akan datang… sebab apalah artinya satu suaraku diantara berjuta penduduk Indonesia... demi terwujudnya isi rumah rakyat yang betul2 untuk rakyatkah? atau untuk kepentingan sepihak saja? atau untuk mencari nafkah? entahlah...

Semoga untuk pesta 2 bulan lagi, undangan sudah pada beres ndak kaya sekarang, biar diriku tak lagi deg2an…