22 April 2009

"jika aku menjadi ....."


ini hanya sedikit uneg2 yang cukup mbikin eneg (atau enek?), bertumpahan begitu saja, di sela2 kesibukan "browsing"-"FBing"-"searching" - "copy paste-ing" - and whatever lah... biar dikira juga sibuk hehe...


Menyoal para calon anggota legislatif yang hingga saat ini masih dalam batas wacana kasak kusuk, siapa yang masuk dan siapa yang tidak, sekiranya hari ini ku berjumpa dengan salah satu dari mereka yang kelak akan bercokol di sana, pingin banget bertanya tentang apakah dia atawa mereka akan membawa RUU KEsehatan kelak menjadi UU Kes yang baru?

Cekidottt…..

Sudahkah anda melihat RUU itu? Setebal yang cukup untuk menjadl alas bantal klo tidur, itu versi fotocopi-nya tapi … berapa gelombang sudah tamatan Senayan, yang sejak di-dok nya UU Kes di taon ’92 sudah menuai beberapa rencana perbaikan namun yang hingga kini tak kunjung tiba… hayooo.. gimana wahai para calon anggota dewan yang terhormat…

Membahas pasal tentang legalisasi aborsi, jaminan kesehatan, atau … gimana jika dimasukkan satu atau beberapa pasal tentang pengamanan kesehatan bagi para perokok pasif? Bukankan gugatan untuk pemerintah yang membahas tentang ratifikasi FCTC katanya ditunda hingga selesai pemilu, artinya tak mungkinlah itu menjadi tanggungjawab para legislatif yang lama. Jadi PR tuk mereka yang kelak akan menjadi…

Pfff… sekiranya ku masuk dalam acara di salah satu stasiun TV,”jika aku menjadi…”

Jika aku menjadi anggota dewan, yang membahas tentang UU yang mengatur masalah merokok di muka umum, tidakkah aku harus menghadapi sebuah konspirasi, dengan mereka para pengusaha? Apa malah yang pro? Apa aku terlalu banyak ngayal setelah baca buku THANK YOU FOR SMOKING? Belum dengan serikat buruh pekerja tembakau, atau para pencinta rokok yang bergabung dalam komunitas Heavy Smoker, jangan2 suatu hari aku menjadi target sasaran petrus hehe…

Masih terlalu banyak memang pekerjaan yang harus selesai dahulu sebelum aturan itu mengejawantah, bisa teraplikasi dalam hidup sehari2. Beberapa waktu lalu, setelah berbincang dengan salah seorang dosenku yang tak henti mengepulkan asapnya, tokh ternyata akupun tak melarangnya. Meski sudah jelas itu tempat kuliah,beliau tahu akan tema yang akan kubahas, dan dia mengeluarkan banyak statemen yang memang betul juga sih, bahwa Negara kita belum siap. Entah kalo Jakarta ya, yang sudah mengeluarkan Perda yang kata orang banyak itu cuma “angin2an doing” tapi menurut cek dan ricek-ku, Jakarta juga belum siap. Terbukti bahwa pelanggar terbesar aturan itu adalah pegawai Pemda sendiri, yang notabene harusnya lebih tau aturannya.

Namun disini ketidaksiapan dari pengelola gedung dan perkantoran juga masih nampak. Begitu banyak ruang publik yang tidak memiliki ruang khusus merokok, kalaupun ada hanya berkesan seadanya saja. Pernah suatu hari di resto fast food seorang perokok yang melakukan aksinya tepat di bawah tulisan “no smoking” dan ketika kutanya pada waitress-nya kok orang itu gak dilarang dan dia hanya bisa tersenyum malu dan menyingkir segera (apa tampangku sedang bertanduk kali itu ya?).

jika diriku yang menegurnya… plis deh…. Memangnya aku sedang *tampang nyinyir mode on*

Ow yea…

Masih terlalu terlalu dan terlalu banyak

Kata Chairil Anwar : “kerja belum selesai, belum apa2”

Sama halnya dengan proposalku yang entah kenapa ya dia mogok untuk ditambah halamannya, masih terlalu banyak…. Yg mau ditulissss…..

ZZZ…zzzzzz…..

Ku ngantux. Kehabisan ide, atau tenggelam dalam beribu ide, yang melingkupi benakku begitu rapat dan kusut hingga tak bisa ku urai ujung pangkalnya ada dimana ..?

Yah… waktu hampir habis… let it flow.. let it flow…

Tidak ada komentar: