29 Desember 2008

selamat tahun baru 1430 H

today, hari libur (lagi). yang mbikin akhir tahun orang2 pada keluyuran. dan mbuat aku jadi bisa duduk di busway meski naeknya di komdak. dan mbuat manusia2 Jakarta sedikit lebih berkurang. dan sepanjang jalan jadi bisa lebih lapang.
today, is an Islamic new year. selisih 2 hari only dengan penanggalan Masehi, namun dengan sedikit surprised ternyata dah banyak yang ngucapin mat taun baru..

so what was the new year are for..?
mungkin untuk sekedar membuat resolusi tahun baru yang baru, atau resolusi tahun baru yang diperbaharui?
mungkin untuk membuat rencana2 baru, setelah menyelesaikan rencana2 lama dengan sukses, atau terbengkalai?
sebuah tahun yang baru, mungkin hanya sekedar sebuah hari diantara 365 hari yang setiap kita terbangun di paginya adalah sebuah hari yang baru lagi
sebuah hari untuk kita terbangun, mengisinya dengan penuh kesyukuran
atas segala rahmat yang kita punya, yang terlihat maupun tidak
juga atas segala anugerah yang tidak kita miliki, yang tersurat pun tersirat
yang menurut kita berarti tapi menurut orang lain tidak, pun sebaliknya

setiap hari kala kita bisa menghirup nafas dengan bebas, yang mungkin takkan terasa berarti jika kita tak pernah mengalami tak bisa bernapas
setiap saat ketika kita bisa berjalan lepas, yang barangkali takkan ada apa2nya jika kita tak pernah merasa tak bisa berjalan
setiap waktu disaat kita bisa bersuara lantang, yang sepertinya takkan terasa nikmat jika kita tak pernah merasa tak bisa bersuara

setiap hirup napas yang sampai di alveoli
setiap tetes darah yang sampai di kapiler
setiap stimulus yang ditangkap oleh jutaan akson
setiap sel di tubuh kita

apalah artinya itu jika salah satunya tiada?
apalah arti gebyar2 tahun baru yang penuh binar dengan sejuta year end sale dimana2 dengan beribu gadget terbaru yang serba kinclong, jika ada sesuatu di jiwa dan raga yang tiada?

today, 1 Muharram 1430 H
ingin kumulai hari baruku di tahun ini dengan
Bismillahir Rahmanir Rahim ...
semoga apa yang telah lewat, yang baik menjadi pegangan, yang buruk jadi cerminan, tuk melangkah di jalan penuh liku di depan sana...




22 Desember 2008

from Grand Indonesia ..

Dari 3nd floor East Mall of Grand Indonesia, dengan view Bundaran HI di kejauhan, diantara beragam manusia yang berseliweran diantara beratus beribu2 buku yang beberapa diantaranya menjadi rebutan hingga beberapa hari ke depan sebab potongan harga yang cukup lumayan, aku berhasil meloloskan diri dan tiba di relaxing corner … mencoba mengamati tingkah polah orang2...
ada anak yang membawa setumpuk komik dengan senangnya,
ada balita yang sudah merajuk kecapaian namun dibujuk oleh ibunya yang ternyata masih berhasrat untuk meraup berbagai buku ke dalam shopping bag-nya,
ada anak yang mengkerut dipelototi ibunya karena begitu sulit memilih diantara 4 buku yang sepertinya semuanya dia inginkan,
ada anak yang di ujung antrian di kasir membawa sekitar 10an buku impor hard cover yang bisa kutebak nanti harganya bisa mencapai 7 digit – tapi tenang saja sebab di pojok sana ayahnya sudah siap dan mengeluarkan credit card (ayahnya, bukan ibunya) – dan berbagai bagai kegiatan, dan transaksi (psst…di meja sebelahku sedang ada transaksi dengan bayaran segepok lembaran 100 dolar, entah transaksi apa itu namun aku cukup meliriknya sekilas saja).

Dari tanggal di struk belanjaku, aku jadi teringat ini hari apa. Maka dari sofa sudut yang soft and pleasant ini, aku ingin menitip kata,
buat mamanya Rijal dan Eki mamanya Cece dan Uyun mamanya Utyk ibunya Ila dan Chaki mamanya Ismi dan Rafi mamanya Gina mama Sarti mamanya Daffa dan Nayla mamanya Alya dan Fahmi mamanya Maura mamanya Ulfa dan Zahra bundanya Raka dan Andira mamanya Arik bundanya Fara dan Fira maminya Dilfa mamanya Ai’ mamanya Arya mamanya Adhif ibunya Zaza dan Zizi mamanya Arqam mamanya Nadheef mamanya Putri dan Putra mamanya Nahdah mamanya Fauza mamanya Keiza mamanya Utar dan Arul mamanya Manda mamanya Fitri mamanya Maya dan Ismi mamanya Santi mamanya Ulfa mamanya Irzan mamanya Yasmin dan Edwina mamanya Faiq mamanya Nafis dan Nabil mamanya Alifa … (jadi pusing juga mikirin nama anak2..)

mamanya Awal mamanya Irna bundanya Divy mamanya Zul ibunya Alif dan Taqafi mamanya Fara dan Fauziah ibunya Aisha dan Adnan mamanya Juna mamanya Idham mamanya Reifan mamanya Aya
mamanya Loi mamanya Reza dan Uli mamanya Sapril dan Riri mamanya Uke mamanya Andi dan Nida (pff… would you mention an amount of kids in 5 minutes?)
dan tentu saja … for my loving mother …

Buat ibu2 yang tak sempat membeli buku hari ini, untuk ibu2 dari anak2 “mahal”, untuk berbagai ibu, bunda, mama, mommy, ummi, mbok, di segenap penjuru mata angin, just wanna say
“Happy mother’s day, mom ..!!!”

(klo nulisnya beda dengan tahun lalu, sebab lingkungan pengamatannya juga sekarang sangat beda hehe..)

20 Desember 2008

ketika pendidikan tinggi jadi barang mewah ...

Ketika pendidikan tinggi menjadi barang mewah..

Sore ini, setelah serangkaian infotainment di tv, kembali berbagai berita mengangkat topik utama tentang Makassar. Ternyata yang sedari tadi kuduga memang benar… bentrok lagi (pasti diledekin ntar ama teman kul)… kali ini settingnya di almamater kampus merah tanah merdeka..

Serasa miris hati melihat gerbang almamater diserbu masuk oleh rombongan aparat bertameng (dahulu di jamanku kampus adalah daerah otorita yang “haram” disentuh aparat, entahlah sekarang), berkejaran dengan mahasiswa sampai ada satu orang yang akhirnya jadi tumbal dan terinjak2 sepatu laras..

Dan ketika kampus akan menjadi sebuah badan hukum yang harus berswadaya dan berswadana, yang berarti bahwa sumber keuangan harus diusahakannya sendiri untuk mempertahankan kredibilitas dan kelangsungan hidupnya, sambil tetap menjaga kualitas dan kuantitas luarannya, (apa nantinya jadi seperti BLU ya? --- kayaknya beda tuch), berarti memang tarifnya bakalan naik, dan tentunya akan dibebankan pada mahasiswa juga pada akhirnya. Maka, mungkin jika kelak ungkapan “orang miskin dilarang sakit” juga diikuti “orang miskin dilarang pintar” kita tak akan heran.

Jangankan pendidikan tinggi, TK saja, bahkan PAUDpun, sekarang juga sudah mahal kok… maka akan bagaimana kelak wajah pendidikan, jika sedari kini segalanya sudah semakin carut marut. Tidak sedikit siswa tingkat dasar yang harus keteteran mengejar kurikulum yang selalu berganti2, orangtua yang tidak mungkin ‘mewariskan’ buku pelajaran ke tingkat yang di bawahnya (tak seperti dulu ketika buku paket selalu bertuliskan “jaga buku ini baik2, tahun depan adikmu akan mempergunakannya kembali”), belum lagi adanya krisis global…

Pff… dunia sudah semakin semrawut… pantas saja semakin banyak orang yang ingin meninggalkan dunia, ada yang karena bertahun2 kuliah belum selesai juga, ada yang karena himpitan ekonomi, ada yang karena terpaksa harus menambah penduduk dunia, dan ada juga yang demi untuk mengurangi jumlah penduduk…

Jika begini, jadi malas nonton berita… bosen liat pengesahan RUU lagi dan rupa2 kejamnya dunia, mending milih nonton yang ringan dan santai saja, seperti wisata kuliner, jelajah, gado2 jakarta, tom n jerry, atau idola cilik…

Regresi atau represi?

01 Desember 2008

selamat menempuh hidup baru !!

Sepertinya hidup orang selalu tak pernah beres ya..
Setiap yang kutanya, jawabnya ada yang lagi sibuk bikin laporan jelang tutup tahun, ada yang baru mau masuk dalam kancah perkuliahan, ada yang lagi nunggu ngelahirin, ada yang mau ngurus kenaikan pangkat, ada yang berburu bahan ntuk tugas akhir, ada yang sibuk2 mau cari desain kartu undangan, ada… ya, ada ada saja yang belum beres, yang belum kesampaian, yang masih perlu diselesaikan. Pun jika satu hal selesai, masih akan ada lagi kelanjutannya, apa nyambung dengan hal yang baru kelar, atau sesuatu yang sama sekali baru.. (makanya kalo aku ditanya lagi ngapain, jawabannya suka “lagi beres2”..)

Yah, begitulah hidup… sebab jika semuanya sudah beres, jika tak ada lagi urusan yang perlu dipikirkan, apa lagi gunanya hidup ? sebab hidup ini senantiasa adalah proses, mau berleha2, bersantai2, itu juga suatu proses, judulnya “preparing to rest”, hehe... Sebab jika yang dikiranya tujuan telah sampai, masih akan ada lagi yang ingin dituju.. kan tujuan hidup bukan hanya satu…
Dulu, ketika aku baru saja habis wisuda, bangun pagi2 tanpa harus ada kewajiban tuk buru2 mandi dan mengejar waktu biar gak telat, rasanya senaaaaang banget, aku bisa punya waktu tuk melakukan apapun sesukanya. Namun setelah masa euphoria itu lewat, terkena post-graduate syndrome kayanya (memangnya ada? Ya ada lah… hare gene segala sesuatu kan bisa dijadikan sindrom. – sindrom manic depresif kale…), jadi seperti orang linglung saja karena gak biasa melalui hari tanpa ada schedule “bikin refarat”—“kumpul laporan”—“asistensi”—“cari tandatangan”—dllsb. Barangkali karena tiba2 lepas bebas seperti layang2 (kepa’) maka jadi gamang sendiri tanpa keharusan.

Wauw…. Mengingat kembali masa itu, jadi serasa terpaksa berkaca kembali …

NON …. AYO DONG BIKIN TUH TUGAS-MOE….!!!!
Hehe… iya nih, tadi kan aku niatnya mbuka laptop buat ngelanjutin draft.. (idih draft mulu aja..), tapi jadi terdampar di pulau “preparing to be lazy abiss..” … ayo dong, semangat atuh…
(padahal dari tadi semangatnya sudah dirampok ama Maryamah Karpov..)

Okay deee….
Buat yang bakal menempuh hidup baru, berhadapan dengan internet n keyboard (bukan yang Yamaha or KORG lho tan…!!) sebagai suatu keharusan dan bukan kemauan, ayo yang semangat ya… selamat bikin tugas hehe… selamat melalui bahtera schedule (tapi di-asyik-in saja ya..), jadi kapan lagi dong kita ber-Indigo bareng..??

Sip deh, bersama sekumpulan strawberry di kananku, dan segerombolan undang2 di kiriku, ditemani “Silk Road”-nya Kitaro dan jutaan titik air yang bergelayut di awan of Tatar Parahyangan, I just wanna say :

KEEP FIGHT DEAR AUNT…!!!!