20 Desember 2008

ketika pendidikan tinggi jadi barang mewah ...

Ketika pendidikan tinggi menjadi barang mewah..

Sore ini, setelah serangkaian infotainment di tv, kembali berbagai berita mengangkat topik utama tentang Makassar. Ternyata yang sedari tadi kuduga memang benar… bentrok lagi (pasti diledekin ntar ama teman kul)… kali ini settingnya di almamater kampus merah tanah merdeka..

Serasa miris hati melihat gerbang almamater diserbu masuk oleh rombongan aparat bertameng (dahulu di jamanku kampus adalah daerah otorita yang “haram” disentuh aparat, entahlah sekarang), berkejaran dengan mahasiswa sampai ada satu orang yang akhirnya jadi tumbal dan terinjak2 sepatu laras..

Dan ketika kampus akan menjadi sebuah badan hukum yang harus berswadaya dan berswadana, yang berarti bahwa sumber keuangan harus diusahakannya sendiri untuk mempertahankan kredibilitas dan kelangsungan hidupnya, sambil tetap menjaga kualitas dan kuantitas luarannya, (apa nantinya jadi seperti BLU ya? --- kayaknya beda tuch), berarti memang tarifnya bakalan naik, dan tentunya akan dibebankan pada mahasiswa juga pada akhirnya. Maka, mungkin jika kelak ungkapan “orang miskin dilarang sakit” juga diikuti “orang miskin dilarang pintar” kita tak akan heran.

Jangankan pendidikan tinggi, TK saja, bahkan PAUDpun, sekarang juga sudah mahal kok… maka akan bagaimana kelak wajah pendidikan, jika sedari kini segalanya sudah semakin carut marut. Tidak sedikit siswa tingkat dasar yang harus keteteran mengejar kurikulum yang selalu berganti2, orangtua yang tidak mungkin ‘mewariskan’ buku pelajaran ke tingkat yang di bawahnya (tak seperti dulu ketika buku paket selalu bertuliskan “jaga buku ini baik2, tahun depan adikmu akan mempergunakannya kembali”), belum lagi adanya krisis global…

Pff… dunia sudah semakin semrawut… pantas saja semakin banyak orang yang ingin meninggalkan dunia, ada yang karena bertahun2 kuliah belum selesai juga, ada yang karena himpitan ekonomi, ada yang karena terpaksa harus menambah penduduk dunia, dan ada juga yang demi untuk mengurangi jumlah penduduk…

Jika begini, jadi malas nonton berita… bosen liat pengesahan RUU lagi dan rupa2 kejamnya dunia, mending milih nonton yang ringan dan santai saja, seperti wisata kuliner, jelajah, gado2 jakarta, tom n jerry, atau idola cilik…

Regresi atau represi?

Tidak ada komentar: