27 September 2008

"arus mudik"

today, aku menempuh perjalanan 'pura2' mudik ke BAndung... iya nih just kamuflase, orang2 dah pada mudik beneran ini ntar malah melawan arus... ya skalian mo litle2 shopping alias 'thawaf' sepanjang dago hehe..maka karena ini adalah perjalanan mudik maka mari kita meliput..


Km 25-27 tol yang menuju jakarta,macet total!penyebabnya is sebuah truk pngangkut telur menabrak pembatas jalan, of course penumpukan kendaraan tak terhindarkan.. smoga saja perjalananku ini lancar saja, macetx sih belum,ntah di depan sana.. Berapa ribu telur yg pecah tuh,pd bceceran di tol..sayang ya,rugi besar.

km.43.. Wah ini mah sdh bukan jalan tol namax...padat merayap... Jangan2 ada kecelakaan juga di 2 km di depan,atau sudah mulai memasuki jalur mudik cikampek? (gak jelas nih, kan daku bukan pemerhati jalan tol..)
Whalah..klo kaya gini, hanya bisa berharap smoga batreku cukup bertahan...dgn kecepatan habis satu lagu but km-nya blm berubah,kira2 jam brapa ya aku bakal tiba?????

Km.48.. akhirx lolos jg....mari kita melaju lg smpai entah...å

Km.57..rest area bgitu rame dan be-warna warni... bnyk tenants baru,ada operator seluler yg mnyediakan fasilitas refleksi n ta'jil gratis..ada fasilitas tambah angin, ada bagi2 pngharum mobil, pokoke pada b'hura2 di h-4, yg kata salah satu koran ibukota mrupakan puncak arus mudik jalur darat..!!

ternyata, macet yang tadi hanya sesaat saja kok, anggap saja sebagai bunga2nya perjalanan... klo lempeng saja kan.. jadinya gak ada yang bisa diceritain ....

21 September 2008

buka bareng..


akhirnya... setelah berkali2 hanya berupa wacana only ternyata berhasil juga direalisasikan, meski gak lengkap komunitasnya, n gak komplit jadwalnya (mulanya mau sekalian buka-tarweh-sahur bareng hehe,,,)... yah, kapan lagi... ini kan buka bareng kita yang pertama dan terakhir dalam sejarah angkatan...
next Ramadhan dah gak mungkinlah, kuliah kelar palingan setelahnya semua dah pada berpencar2, sudah pada tercerabut dari akarnya di bawah jembatan layang of pasteur ... gak ada lagi yang muncul saban sabtu minggu dengan berlarian karena telat lalu ngos2an mendaki hingga lantai 3 ... atau terkantuk2 dan berhasil tertangkap kamera oleh fotografer amatir... atau yang bikin short message via catatan kuliah yang setelah terkumpul nanti bakal dibundel dan disisipkan bersama tesis hehe ...
atau yang sibuk menggambar "manga" atau "gathering" melulu jadi sering bolos ...

hwa ... beragam latar belakang dan budaya, maka mari kita berBhinneka Tunggal Ika ...
(asal jangan bersatu dalam tidak bikin tugas yea...)

so, sore itu, berhubung ternyata kuliahnya cepat kelar padahal tumben kita semua lagi pada semangat lho... berpose dulu ... cheers .....
dilanjut ke target tempat buka di Sukajadi yang ... whalah .. Bandung di sabtu sore so pasti macet..cet..cet... !!! maksud hati mo ngabuburit dulu di Parijs but apadaya parkiran dah full...

untung saja gak jadi mampir, mending kita wasting time aja di tempat tujuan sambil cari posisi yang uenak....
after that ... pada berpose lagi dengan status "RESERVED"
(sebetulnya fotonya mau ku upload but ternyata yang bagus hanya seorang, yaitu Bapak kita... jadi ga dipublikasikan untuk umum hehe..)

next... mau liburan kemana kita???!!

05 September 2008

..another truly case

Ramadhan hari kelima, sehabis jumatan, dalam ‘pertapaan’ku di KW, tiba2 dengan tergopoh2 seorang bapak usia sekitar 30an masuk membopong anaknya, sejurus kemudian diikuti oleh mamah, paman, bibi, teteh, dll…

What’s up? Pikirku ada yang kejedot lagi sampai berdarah2, ternyata bukan saudara..

Kasusnya adalah diare dah seminggu dengan intake tak terjamin ec. Muntah trus2an…

Ku inspeksi sekilas, wah tangannya sampe jadi kaku, apatis, dan turgor kurang bagus… hmm… dah mulai dehidrasi nih
“wah pak, kok nanti seminggu baru dibawa berobat..?”
“iya dok, kami pikir akan sembuh juga tapi ternyata jadi berkelanjutan…”
“ini harus diinfus, dan untuk penanganan pasien anak, disini kami tak punya wewenang, dan lagian alatnya tidak ada yang untuk anak. Gmn klo bapak ke RS terdekat saja, yang lebih lengkap sarananya”
“kami ini habis dari RS dok, tapi disana tak ada kamar untuk kelas 3, adanya hanya untuk kelas 1, dan kami tak punya biaya, makanya kami bawa kesini untuk pertolongan pertama”
“di UGD juga tidak ditangani? Kalau darurat mah tidak perlu cari kamar dulu pak,”
“hampir 1 jam kami di UGD tidak diapa2kan dok, makanya kami cari tempat lain”

(pikirku, wah … ini kok kasusnya percis dengan ilustrasi kasus yang kemaren2 kami diskusikan klo kuliah ya, ternyata di dunia nyata memang tetap ada …)

“begini saja pak, kami beri rujukan ke RS lain, biar penanganannya lebih cepat. Tadi bapak tidak pakai rujukan kan? Nah, sekarang dengan ada rujukan tentunya akan ditangani darurat dulu, masalah ada kamar atau tidak itu urusan belakang deh, pokoknya adek harus diinfus dulu”
“kami berembuk dulu ya dok”
“silahkan pak, klo bisa jangan lama sebab kita sekarang ini berburu waktu”

15 menit berlalu… kok urun rembuknya belum kelar juga ya? Semua kerabat dan handai tolan tokh sudah lengkap, tak perlu diabsen lagi…

“bagaimana pak? Kasian lho klo kelamaan, semakin lemes nanti, pembuluh darahnya juga jadi susah ketemu klo terlalu kekurangan cairan..”
“apa tak bisa dihubungin dulu di RSnya dok apa ada kamar atau tidak, jangan sampai kami kesana jauh2 tapi diberi jawaban tak ada kamar kecuali yang mahal lagi”

Perawatku nyeletuk, “langsung saja pak, klo ditelepon paling juga mereka bilang tak ada kamar atau disuruh langsung datang ke UGD”

“iya pak, kesana saja sekarang, perjalanannya juga makan waktu pula, jangan sampai semakin terlambat jadinya”

(dalam hati aku sudah ngedumel, dan hampir ngomong jika saja RS X trsebut tidak mau menangani lapor sama saya … hehe, rewa banget …)

10 menit berlalu lagi dalam suasana musyawarah tuk mencapai mufakat…

“baiklah dok, terimakasih atas bantuannya”
“iya pak, sama2…”

Aku pun lalu balik ke ‘sarang’, mau sholat …

After that, perawatku melaporkan “dok, tadi itu anak sepertinya gak dibawa ke RS deh tapi dibawa pulang ke rumah”

“lha kok, bukannya tapi sudah sepakat ke RS?”
“tadinya dok, tapi ternyata surat2nya tidak jelas, jadi mereka tidak mau ke RS takutnya ditolak karena alasan administrasi”

“ ………………………..”

Begitu ya? Padahal andai saja begini kondisinya dan kami memang punya kateter iv-nya, barangkali bisa jadi aku nekat memasangnya, meski resikonya cukup besar

Dari kompetensiku tentu tak bisa, dan dari segi hukumnya, t4 ini tidak boleh (itulah gunanya informed concent hehe)

Waduh, aku merasa betul2 patah hati … mau diapakan itu anak di rumah? Intake oral hampir tak mungkin sebab senantiasa muntah, mau diasapi, didoakan? Bukannya aku menafikan arti doa, tapi doa tanpa upaya, persentasinya berapa? Astaghfirullah … ini Ramadhan, bulan penuh berkah, semoga saja ada mukjizat …