17 Maret 2009

cerita R.o.k.o.k....

Dalam buku Horison Baru Kesehatan Masyarakat di Indonesia yang dalam 3 jam ini dengan tekun kubaca, saya bertemu dengan satu penggalan kesimpulan penelitian of Frederico et al, and they said : “masyarakat yang memiliki pendidikan relatif tinggi, akan berhenti merokok lebih cepat dan lebih besar dibanding kelompok berpendidikan rendah”
Ho ho ho… dengan segera kalimat itu bertabrakan dengan pen marker-ku…
Meski kalimat itu bersumber dari Trends in Educational Inequalities in Smoking Cessation Rates in Italy 1980 – 2000 yang diterbitkan oleh European Journal of Public Health… hmm… kira2 klo di Indonesia gimana yea?? Sepertinya sdikit banyak hasilnya tak melenceng jauhhh…
(huh, daku melanggar komitmenku tuk tak menulis apapun tentang rokok (lagi) di blog ini… sebab jangan sampai diriku bablas menulis terlalu banyak hehe… ntar kata pembimbingku tulisanku tak orisinil lagi xixixi)
Dari survey dadakan yang sama sekali diluar standar kelayakan yang kulakukan dengan salah seorang mas mas ojek di sudut KW, yang sekitar sepertiga hasil ngojeknya sehari dialokasikan ke “buat beli rokok”, waktu kutanya MENGAPA MEROKOK, he says, “buat hiburan, bagi orang kecil kaya saya ini Mbak, merokok itu nikmaaat banget, jadi bisa ngelupain masalah di rumah, bisa ngelupain istri yang ngomel2 jika gak dapat minyak, atawa anak yang mau beli buku pelajaran. Lagian murah ini kok, bisa beli dikit2…” (dalam hati ku membatin, seandainya si abang gak beli rokok, kan bisa buat beli buku dan keperluan rumah jadi istri gak ngomel2 atuh …)
“tapi kan kata MUI merokok tuh haram bang…”
“ yah si Mbak, tuh mabuk dan judi juga haram, gak sholat dan puasa juga haram, buktinya ada banyak tuh yang ngelakuin”
(pinter……!!!)
“trus bang gimana klo harga rokok denger2 bakal dinaikin tuh”
“….. ……………… emang iya Mbak?”
“belum … baru dengar2 aja…”
“klo naik, gimana ya…. “
…………………………………………………………………………..
Kira2 jika harga naik, si abang itu cari hiburan apa lagi ya…
Tapi apa iya, merokok itu menghibur? Klo iya artinya efek adiksi-nya memang kuat dunk. Atau hanya biar lebih gaul, atau lebih “macho” seperti iklan2nya yang identik dengan kuda, singa, petualangan, or perempuan? Nah lho…
Sekarang, bagaimana dengan kelompok berpendidikan tinggi? Yang tahu efek dan bahayanya, baik bagi dirinya pun orang lain? Hoho.. jangan ditanya ada berapa banyak orang yang berkecimpung di bidang kesehatan yang termasuk dalam golongan heavy smoker…
So, guys would you plis tell me what do you think about smoke, smoker, smoking and cigarette …??? Thanks before …

Tidak ada komentar: