31 Desember 2007

last 2007....

Jelang tahun baru, setiap media sepertinya berlomba tuk mengeluarkan statement pun kilas balik atawa refleksi akhir tahun or kaleidoskop ato apalah namanya, disertai harapan dan doa tuk menyongsong hadirnya tahun baru. Laporan akhir tahun maupun tutup buku membuat bank2, kantor2, perusahaan2 sibuk membuat laporan kinerja serta menghitung sisa hasil usaha pun neraca laba-rugi.
Selalu begitu suasana jelang tutup tahun. Di dunia hura2, berbagai event digelar, hiburan dimana2, mal2 tak mau kalah dengan 'yearend sale'-nya --meski sebelumnya ada 'christmas sale', sebelumnya lagi ada 'lebaran sale', 'midyear sale' dan berbagai sale2 lainnya -- hotel2 bersaing membuat paket hemat yang ternyata sama sekali tak hemat, demi mengundang para tetamu yang hendak melalui pergantian tahun dalam suasana yang serba wah.Untuk sejenak segala masalah dan persoalan dilupakan, larut dalam lampu2 yang gemerlapan. Kembang api yang harga per 12 pcs-nya mencapai ratusan ribu membahana dimana2, sehingga rasanya bagai di medan perang.

Lalu setelah rupiah2 itu habis didengar, dilihat, diraba dan diterawang ..... lantas apa yang tersisa ?
Apakah setelah pesta pora, maka warga tak lagi antri minyak tanah ?
Apa sepulang dugem semalam suntuk harga2 juga mereda dari perjalanannya meroket?
Apa di tahun baru, dengan semangat baru harapan baru, mungkin juga dengan sepatu baru, dan juga tentu saja, gubernur baru, maka segalanya akan berjalan normal seperti sediakala ?
Tak ada yang tahu.... sama juga dengan tak ada yang tahu kapan kisruh pilgub ini mereda
(ada untungnya juga ya aku golput he, jadi gak ngerasa...),
yang jelasnya segalanya pasti ada yang berubah. Mungkin diantaranya yang berubah, semenjak selesai suksesi -- yg tidak sukses?-- setiap malam minggu di depan rumah selalu ramai balapan liar, jangan2 mau bikin geng motor ala kota daeng nih....
(mumpung masih status quo kali ya ....)

Tidak ada komentar: