30 Juli 2008

Filosofi ONET

Apakah kamu seorang gamers? Klo mengaku iya, game yang gimana yang kamu suka, arcade, adventure, action, story etc…???
Pernah mencoba main onet? Sepertinya game ini sudah menjadi wajib hukumnya di komputer , terutama di kantor2, setelah solitaire dan zuma (sudah teruji secara statistik loh… hehe)

Awal mulanya menjajal game asal korea (pantas mirip dengan mahjong) ini sebenarnya aku tak tertarik, bahkan sering ku restart saja sebab kurang paham apa maunya, mana waktunya sangat cepat berlalu. Usut punya usut, atas instruksi gamer lain, yang memberiku pinjaman FDnya yang ber’onet’, ternyata kuncinya biar waktunya lebih lama adalah jangan pakai suara apapun.(lagian, siapa juga yang suka pada musik latar dan o’o-nya, mengganggu konsentrasi saja, kecuali untuk membuat anak2 terkekeh2…)

Wah ternyata seru juga… psstt…. Sebenarnya yang meng-copy game ini di kantor adalah diriku but …jangan bilang2 ama bosku ya.,…

Sekarang, jika sudah menjadi penikmat onet, sudah sampai level mana? Pernah sampai habis, betul2 tak ada lagi ikon yang tersisa? Klo iya, selamat… itu baru namanya puas….

Yang bikin game ini seru sebenarnya ada dua hal, pertama game ini tak bisa di-pause, jadi meskipun kamu lagi kebelet, tahan saja atau waktumu akan habis kalau kamu buru2 ke kamar mandi. Lalu, kesempatanmu akan berkurang seiring dengan ia me-refresh susunan ikonnya. Jadi meski waktumu masih banyak namun ‘nyawa’nya semakin berkurang, maaf saja.
Kedua, game ini tidak menawarkan fasilitas HINT alias bantuan. Jadi, jika pusing, selamat melotot sampai kamu strabismus, lakrimasi, dan vertigo. Bantuan orang lain yang jika hanya mengatakan gambar ini, gambar itu, tidak cukup membantu, sebab persepsi kita tentang si ikon itu juga beda. Ada yang bilang “kura2”, “badak”,” ulat”,” kuda nil”, lha … ini kan temannya si pokemon, pantas saja aneh2 wujudnya. Jadi klo yang berniat membantumu hanya membantu dengan suara bukan telunjuknya, plis suruh saja dia diam lalu antri duduk manis di belakang.

Ow ya yang ingin aku tulis disini bukan tentang kursus kilat ngonet, but gimana filosofi-nya (taela…. Yang habis kuliah filsafat lagi part two…, but swear deh baru kali ini aku kuliah filsafat yang enjoy punya)
Kira2 jika gambar2 itu masih lengkap, pernah gak terpikirkan bahwa si “ulat” ini akan berpasangan dgn “ulat” yang nun jauh disana sementara ada yang lebih dekat?(level 1)
Atau kira2 jika yang “kuda” ini bergeser, maka kesempatan bagi si “badak” akan terbuka, atau sebaliknya, malah jadi tertutup kecuali jika si “lalat” yang jauh di atasnya juga berpasangan (level 3, 4) Bingung? Klo gitu main onetlah biar ngerti hehe

Mungkin jika dianalogikan dengan hidup, semacam ngonet lah. Jadi kesempatan untuk suatu hal takkan terlihat jelas jika belum tepat di depan mata, kesempatan tuk apa saja. Mungkin pekerjaan, rejeki, ilmu, pokoke whateverlah.
Dalam perjalanan tuk meng’kasat mata’kan kesempatan itu, harus menempuh dulu jalur lain yang mungkin lebih mudah. Nanti setelah ikon2 semakin berkurang, barulah tampak bahwa yang di kanan atas bisa berpasangan dengan kiri bawah, meskipun disaat awal sepertinya itu hal yang mustahil. Sebaliknya, mungkin ada gambar ganda yang tak terlihat namun baru disadari setelah ia bergeser, maka kesempatannya ‘bersanding’ lenyap sudah, tak ada yang namanya ‘undo’ dalam game ini…

Dalam hidup gimana? Mungkin dalam permainan, jika kita jenuh, sakit mata dan tak bisa melihat ada lagi kemungkinan, bisa saja kita me-restart, gak susah kok, paling juga sedikit sebel. Tapi sepertinya kata restart hanya untuk level awal saja, klo untuk level selanjutnya mana sempat memikirkanx, berburu waktu euiy … (hidup bisa di restart juga kah …???!!!)

Andai hidup seperti onet…. Sudah level berapa ya kita? Hehe …

Psst…. Tulisan ini dibuat dalam rangka sebel dari tadi hanya sampe level 3, main onet sebab terbangun tengah malam (karena lapar) dan bermaksud tuk menjadikannya pengantar tidur but jadinya malah jadi semakin melek …
But, semoga kita bisa jadi lebih bijak, love of wisdom, philosophia …
(diriku apa jadi lebih bijak setelah maen onet ato kuliah filsafat hehe)

Tidak ada komentar: